Renungan Harian: Kamis, 18 April 2024 – Pengakuan Yang Tulus – Korintus15:9


I Korintus15:9

 Karena aku adalah yang paling hina dari semua rasul, bahkan tidak layak disebut rasul, sebab aku telah menganiaya Jemaat Allah.

Pengakuan Yang Tulus

Pengakuan yang lahir dari hati yang tulus pasti tidak ada dusta atau rekayasa di balik pengakuan itu. Rasul Paulus, di mana saja ia hadir dalam memberitakan injil termasuk di kota Korintus selalu berangkat dari hati yang tulus. Seperti juga ia katakan di jemaat Roma: “Aku mengatakan kebenaran dalam Kristus, aku tidak berdusta. Suara hatiku turut bersaksi dalam Rob Kudus” (Roma 9:1). Sekarang ini, kita hampir tidak dapat membedakan mana pengakuan yang tulus dan bulus, apalagi jika tidak ada yang dapat menjadi saksi. Sebaliknya, ada juga pengakuan yang tulus namun tidak dipercaya karena yang mendengar pengakuaan itu telah terlanjur disusupi oleh rasa curiga atau berpikiran negatif.

Rasul Paulus memberitakan Injil Yesus Kristus di Korintus untuk meyakinkan bahwa Juruslamat datang untuk menyelamatkan orang berdosa termasuk jemaat Korintus. juga telah menyelamatkan dia dan rasul-rasul yang dipakai Yesus Kristus untuk menjadi pewarta firman Tuhan. Bahkan Rasul Paulus mengaku yang paling berdosa dan hina dan tidak layak disebut sebagai rasul. Hal itu karena dia sebelum menerima Yesus Kristus telah banyak melakukan penganiayaan kepada jemaat Allah. Pengakuan ini dimaksudkan agar jemaat Korintus sadar bahwa Yesus Kristus adalah Maha Pengampun. Ia datang untuk menyelamatkan manusia dari dosa karena manusia tidak dapat menyelamatkan dirinya sendiri. Hal ini dilakukan oleh Yesus Kristus karena kasih-Nya kepada manusia.

Dalam melayani dan memimpin, Raja Daud pernah menyampaikan kesaksian bahwa Tuhan Allah menopang dia karena ketulusannya. Tuhan membuat dia tegak di hadapanNya untuk selama-lamanya (Maz. 41:13). Oleh keyakinan akan kemahakuasaan Tuhan Allah maka baik raja Daud maupun Rasul Paulus memberitakan firman dengan tulus dan jujur karena meyakini bahwa Tuhan Allah sudah menolong dan menganugerahkan keselamatan secara cuma-cuma. Karena itu, Paulus berkata: “bahwa aku boleh memberitakan injil tanpa upah.” (I Kor 9:18). Selaku orang Kristen termasuk di dalamya keluarga Kristen, masih kita jumpai ada yang tidak tulus dalam melayani Tuhan. Ada yang melayani untuk mencari popularitas, sanjungan, batu loncatan untuk mengincar jabatan politik atau jabatan tertentu dan lain sebagainya. Karena itu, marilah belajar dari teladan Yesus Kristus yang sungguh-sungguh berkorban bagi umat manusia. Begitu juga semangat melayani tanpa pamrih Rasul Paulus menjadi motivasi untuk kita melayani Tuhan Allah dalam Yesus Kristus. Amin.

DOA: Ya Tuhan Yesus Kristus, tolonglah agar anugerah keselamatan yang telah kami terima dari-Mu tidak disia-siakan. Tumbuhkan dan bangkitkan tekad kami untuk melayani dengan tulus tanpa pamrih. Amin. (rhkgmim)

Berita Terkait

Top