Renungan Minggu: 19 – 25 Mei 2024 (Hari Raya Pentakosta I) – “Hiduplah Dalam Pimpinan Roh Kudus” – Kisah Para Rasul 2:14–40


ALASAN PEMILIHAN TEMA

Setiap orang yang percaya kepada Yesus Kristus dan hidup dalam pimpinan Roh Kudus memiliki  gaya hidup kerajaan Allah. Seperti buah buah Roh : kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan dan penguasaan diri.           Hal ini juga menunjukan tentang jati diri sebagai pengikut Kristus. Namun sebagai pengikut Yesus Kristus sering diperhadapkan dengan berbagai ujian atau ada  dalam perangkap si “jahat”.

Realitas kehidupan sehari-hari didapati makin meningkatnya kriminalitas, kasus pembunuhan terhadap pasangan karena kecemburuan, karena sudah dipengaruhi  minuman keras. Juga karena masalah ekonomi, anak-anak gadis terjebak dalam sindikat perdagangan manusia.  Hal-hal yang berkaitan dengan kriminalitas di atas akan berdampak buruk bagi generasi yang akan datang. Gereja mempunyai tanggungjawab dan harus mengambil peran untuk meminimalisasi kasus-kasus kekerasan dan kriminalitas sebab dalam data justru di sana banyak orang Kristen yang menjadi korban maupun pelaku.  Orang Kristen harus melepaskan kehidupan yang lama di luar Yesus Kristus, sebab kehidupan demikian adalah hidup  tanpa kepastian dan mengancam masa depan.  Kehidupan lama atau hal-hal duniawi yang harus ditinggalkan yaitu keinginan daging seperti: percabulan, kecemaran, hawa nafsu, sihir perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, dan sebagainya yang bertentangan dengan kehendak Tuhan. Tuhan Allah di dalam dan melalui Roh kudus telah mengamanatkan supaya anak-anak-Nya hidup dalam tuntunan Roh Kudus. Oleh karena itu tema yang diangkat pada sepanjang minggu ini adalah: “Hiduplah Dalam Pimpinan Roh Kudus“.

PEMBAHASAN TEMATIS

Pembahasan Teks Alkitab (Exegese)

Kitab Kisah Para Rasul yang ditulis oleh dokter Lukas, menceritakan tentang peristiwa perjalanan Injil dari Yerusalem, Samaria sampai ke ujung dunia. Kitab ini terutama berisi tentang pertama kali terbentuknya gereja Kristen serta pertumbuhannya sampai pada pertengahan abad pertama Masehi dan merupakan lanjutan dari Injil Lukas. Penulis kitab ini merasa perlu pula meyakinkan para pembacanya bahwa orang-orang Kristen bukanlah suatu bahaya politik subversif  terhadap Kekaisaran Romawi, tetapi bahwa agama Kristen merupakan penyempurnaan agama Yahudi. Para Rasul memberitakan Injil sesudah Yesus Kristus naik ke sorga. Mereka menyaksikan terangkatnya Yesus Kristus ke sorga dan menantikan Roh kudus yang dijanjikan-Nya. Pemberian Roh Kudus menjadi dasar dan kekuatan untuk melaksanakan perintah memberitakan Injil kepada segala mahluk yang dimulai dari Yerusalem dan sampai ke ujung bumi. Setelah peristiwa Pentakosta banyak reaksi yang muncul terhadap murid-murid-Nya. Mereka di penuhi kuasa Roh Kudus, dapat bercakap-cakap dengan orang lain dalam bahasa yang berbeda. Murid-murid Yesus Kristus dituduh sedang mabuk anggur manis (ay. 12, 13). Disaksikan sejumlah besar orang yang berkumpul di Yerusalem, Petrus memberikan penjelasan tentang apa yang sedang terjadi di hadapan mereka. Kemudian melanjutkan dengan pemberitaan Injil yang merupakan pernyataan bahwa Yesus Kristus adalah Mesias. Ini diuraikan dalam perikop Kisah 2:14–40.

Petrus membantah tuduhan orang banyak dalam bentuk khotbah yang tidak  hanya bersifat pembelaan atas sindiran orang yang mengatakan sedang mabuk. Melainkan berisi seruan, kecaman bahkan peringatan keras kepada   orang-orang  Yahudi yang tinggal di Yerusalem dan pemerintah Romawi  pada waktu itu. Pada saat itu waktu masih menunjukan pukul 9, sehingga sesungguhnya mereka tidak mabuk karena anggur, melainkan mereka dipenuhi oleh Roh Kudus.  (Ayat 14 – 15 ). Petrus merujuk pada nubuatan nabi Yoel dalam Perjanjian Lama, bahwa akan terjadi  pencurahan Roh Kudus atas semua manusia. Penegasan Petrus terhadap apa yang dinubuatkan nabi Yoel di akhir zaman; bahwa Tuhan Allah akan mencurahkan Roh Kudus ke atas semua manusia baik orang Yahudi maupun bukan Yahudi. Baik laki laki maupun perempuan, akan bernubuat, teruna-teruna akan mendapat penglihatan, orang-orang yang tua akan mendapat mimpi. Tuhan Allah akan mengadakan mujizat-mujizat di atas, di langit, dan tanda-tanda di bawah, di bumi, datangnya hari Tuhan seperti matahari akan berubah gelap gulita, bulan menjadi darah serta api dan gumpalan-gumpalan asap. Ini merupakan peringatan keras terhadap bangsa yang tidak percaya. Umat yang percaya dan berseru kepada Tuhan Allah akan terhindar dari kemurkaan-Nya dan diselamatkan. (Ayat 16 – 21).

Lebih lanjut Petrus menjelaskan bahwa Yesus Kristus adalah seorang yang ditentukan Tuhan Allah untuk melaksanakan tanda-tanda dan mujizat-mujizat. Dialah yang dicela, disalibkan dan dibunuh oleh manusia tetapi diteguhkan oleh Tuhan Allah. Dialah Anak Allah Juruselamat dunia yang mati disalibkan namun dibangkitkan dari antara orang mati oleh kuasa Tuhan Allah. Karena tidak mungkin Ia tetap berada dalam kuasa maut. Itu merupakan peneguhan terhadap Yesus  Kristus sebagai Mesias yang sudah dibuktikan dengan kebangkitan-Nya (ayat 22 – 24). Kesukacitaan mengalami kuasa Tuhan Allah dalam menghadapi maut bahwa tidak diserahkan-Nya kepada dunia orang mati, diungkapkan Daud dalam Mazmur 16 : 8 -11; Hatinya bersukacita dan jiwanya bersorak-sorak.  Mengapa Daud demikian? Karena hubungan Daud dengan Tuhan Allah begitu dekat. Daud senantiasa memandang kepada Tuhan Allah dan Tuhan Allah ada di dekatnya membuat ia dimampukan untuk tetap teguh. Hidup bersama dengan Tuhan Allah membuat Daud mampu memahami jalan kehidupan Tuhan Allah. (Ayat 25 – 28).  Allah telah berjanji mendudukan seorang dari keturunan Daud sendiri di atas tahta-Nya, bahwa Ia akan menjadi Mesias karena sekalipun Ia mati, tetapi Ia akan bangkit. Tuhan Allah meninggikan Dia. Roh Kudus dicurahkan pada hari Pentakosta. (ayat 29 – 33) Yesus Kristus telah dimuliakan, duduk di sebelah  kanan Bapa, di sorga. Yesus Kristus adalah Tuhan yang harus  diakui dan diyakini oleh orang Israel dan semua manusia. (ayat 34 – 36).

Khotbah Petrus dan rasul-rasul lainnya telah membawa perubahan bagi banyak orang termasuk orang-orang Yahudi. Ada penyesalan, rasa malu dan takut dengan perbuatan dosa yang dilakukan. Mereka meminta petunjuk untuk hidup dalam kebenaran Injil supaya memperoleh pengampunan dan damai sejahtera. Pertobatan adalah jalan yang harus ditempuh untuk mengubah pola berpikir dan bertingkah laku. Bagi orang yang bertobat menerima pengampunan dosa dan karunia Roh Kudus. Sangat ditekankan Petrus untuk memberi diri diselamatkan dari angkatan yang jahat. Khotbah Petrus ditanggapi secara positif. sehingga banyak orang memberi diri dibabtis dan jumlah orang yang percaya saat itu menjadi tiga ribu orang. (Ayat 37 – 41)

Makna dan Implikasi Firman

• Dalam menjalani kehidupan yang penuh dengan tantangan, Roh Kuduslah yang akan memimpin, membimbing, serta menuntun orang percaya tetap berjalan sesuai kebenaran Firman.

• Orang percaya akan terus diperhadapkan dengan tantangan dan godaan. Menghadapi masalah komunikasi, ekonomi dan sosial, tidak jarang jatuh dalam dosa penipuan, pemerasan, korupsi bahkan tindak-tindakan yang tercela. Ini bukan jalan keluar yang terbaik, maka perlu hidup dalam pimpinan Roh Kudus.

• Pertobatan adalah jalan terbaik agar dapat mepertahankan jati diri sebagai orang Kristen. Meninggalkan kehidupan yang lama dan hidup baru dalam Yesus Kristus adalah hidup dalam pengampunan dosa, kasih karunia Roh Kudus dan keselamatan yang dijanjikan oleh Yesus Kristus. Amin. (mtpjgmim)

Berita Terkait

Top