Matinya Kematian dalam Kematian Yesus, I Korintus 15:1-11


Oleh Pdt. Meiva Salindeho Lintang
(Minggu, 14-20 April 2024)

Paulus tidak memberitakan Kristus yang mati, tetapi dasar berteologi Paulus ialah Kristus yang bangkit. Sekalipun pemberitaan itu tidak dapat diterima baik dunia Yunani dan Yahudi. Bagi orang Yunani, roh tidak akan kembali kepada jasad orang yang sudah mati. Roh akan keluar setelah orang mati dan roh itu abadi, sedangkan tubuh akan hancur dan tidak mungkin bangkit lagi. Sementara bagi orang Yahudi tidak bisa menerima kebangkitan Yesus, apalagi menerima orang yang bangkit adalah Yesus yang kematiannya melalui penyaliban. Orang yang mati tersalib adalah orang yang paling berdosa dan paling hina dan tidak mungkin mendapatkan tubuh kemuliaan seperti nabi Elia, yang ‘mati-pergi’ secara terhormat, naik ke sorga dan hilang di awan-awan.

Kepada orang Kristen di Korintus Paulus dengan tegas mengingatkan tentang dasar percaya mereka adalah Injil Yesus Kristus, yang berisikan Yesus yang bangkit dari antara orang mati. Menurut Paulus, mereka akan sia-sia menjadi percaya jika mereka tidak berpegang pada Injil kebangkitan.

Untuk menjelaskan Kristus yang bangkit, Paulus tidak mengesampingkan dunia nyata, bahwa benar Yesus telah mati, dikuburkan seperti manusia pada umumnya, sebuah fakta sejarah bawa Yesus mati, teapi fakta sejarah juga Yesus bangkit pada hari ketiga. Kuburannya di jaga oleh prajurit Romawi tetapi pada hari ketiga jasadnya tidak ada lagi dikuburan itu. Yesus tidak dicuri tetapi bangkit.
Bukti Roh yang abadi itu menyatu dengan tubuh Yesus yang mati ialah beberapa kali Ia menampakkan diri kepada para murid. Bahkan Paulus katakan bahwa Yesus menampakkkan diri kepada lebih dari 500 saudara sekaligus. Hal ini tidak pernah dimuat dalam kitab injil-injil, kecuali kalau yang dimaksud dengan penampakkan Yesus kepada 500 orang adalah mereka yang menjadi saksi mata, Yesus terangkat kesorga. Walaupun semua kitab Injil dan kitab Kisah Para Rasul tidak menuliskan jumlah saksi mata kenaikan Yesus ke sorga. Dan sepertinya Paulus mengenal mereka sehingga Paulus katakan: ……Kebanyakan dari mereka masih hidup sampai sekarang… (ay. 6).

Apakah mungkin Paulus saksi mata dari semua peristiwa pelayanan, kematian, kebangkitan sampai Yesus terangkat ke sorga, jika diprediksi Paulus lahir pada tahun ke-3 Masehi? Bagi Paulus itu tidak penting, yang terpenting baginya ialah peristiwa perjumpaan dia dengan Yesus hendak dianiaya. (bnd. Kis 9, Gal. 1) telah memberi kebangkitan, dari kesia-siaan hidupnya dalam menjalankan tradisi keyahudiannya. Perjumpaan Paulus dengan Yesus adalah hal yang sangat penting, yang bukan hanya menunjukan Yesus hidup sebagai fakta sejarah tetapi hendak menjelaskan Yesus menghidupkan kematiannya yang nyaris mati karena kesia-siaan menjalankan ritual keagamaan. Kebangkitan Yesus benar-benar terjadi dan juga kebangkitan Yesus menghidupkan manusia dari kematian.

Perjumpaan Paulus dengan Krsitus tidak pernah direncanakan manusia, karena itu Paulus katakan bahwa penampakan diri Yesus kepadanya bagaikan anak bayi yang lahir belum waktunya. Ia tidak siap untuk berjumpa dengan Yesus, Paulus ‘dipaksa dan dirampas Allah’ untuk memiliki lahir baru. Kristus merampas Paulus dari kuasa kematian kekal. Keselamatan yang diterima Paulus bukan karena inisiatifnya tapi karena kebijaksanaan kasih karunia Allah yang telah mati bagi dosa dosanya sebagai manusia yang paling bejat dan hina serta pernah menganggap bahwa membunuh dan menganiaya sah karena kertaatannya kepada Taurat.

Kematian Yesus telah mematikan kematian kekal dari dirinya dan dalam umat manusia. Sehingga kebangkitan Kristus memberikan pengharapan pada kehidupan kekal bagi dunia dan manusia.

Inilah yang mendorong Paulus yang dahulu mati-matian menganiaya orang Kristen, tetapi sekarang mati-matian melayani Allah. Dahulunya Paulus bekerja dan berjuang untuk mendatangkan kematian baginya, tetapi karena kasih karunia Allah, ia rela menderita dan mati untuk memperjuangkan kehidupan baginya dan bagi banyak orang. Paulus sangat menghayati kematian Kristus telah mamatikan semua yang mendatangkan kematian baginya dan manusia serta dunia ini. Semua yang mendatangkan kematian kekal bagi manusia karena dosa-dosa manusia, telah dimatikan oleh Yesus melalui kematian. Kematian kekal telah menjadi busuk dan mati di salib dan di makam Yesus. Namun kebangkitan Yesus telah telah membuat yang hancur dan busuk. menjadi hidup dan sanggup melakukan hal-hal yang menghidupkan.

Paulus yang hidup oleh kasih karunia membuat dia tidak takut pada kematian, karena keyakinannya Yesus telah mati untuk mematikan kematian itu sendiri dan Kristus telah hidup untuk menawarkan hidup kekal bagi manusia dan dunia. Amin

Berita Terkait

Top