Renungan Minggu: Berbahagialah si Tomas yang Dulunya Ragu, Namun Akhirnya Percaya (PA: Yohanes 20:19-29)

MASIH dalam suasana Paskah, dimana gereja-gereja terus mengumandangkan berita Kebangkitan Tuhan Yesus. Dan pada perenungan kali ini terdapat dalam pembacaan Alkitab Yohanes 20:19-29.
Ada dua tema atau perikop dalam pembacaan ini, yaitu pertama, “Yesus menampakkan diri kepada murid-muridNya” dan kedua, “Yesus menampakkan diri kepada Tomas”.
Kedua tema ini yang ditulis Yohanes memiliki hubungan dan konteks yang erat.
Sebelum peristiwa penampakan ini, murid-murid Yesus bisa disebut kehilangan arah dan entah harus berbuat apa. Mereka telah bersama-sama dengan Yesus sang Guru selama sekitar 3 hingga 4 tahun. Dalam suka dan duka, mereka menerima ajaran dan kesaksian Yesus. Bahkan banyak mukjizat yang mereka saksikan dari perbuatan Yesus.
Dan peristiwa kematian Yesus sempat memisahkan mereka. Tapi perpisahan itu tidak berlangsung lama. Karena sesuai dengan pernyataan Yesus sendiri bahwa sesudah mengalami kematian, Ia akan bangkit pada hari ketiga.
Peristiwa kebangkitan itulah yang memberikan harapan baru bagi para muridNya. Untuk itulah Yesus mau menampakkan dirinya kepada murid-muridNya.
Di saat perjumpaan itu, Ia menyapa mereka dengan perkataan, Damai Sejahtera bagi kamu. Atau dengan bahasa yang kini kita sering sampaikan, Syalom.
Sapaan ini sangat menyentuh murid-muridNya yang saat itu dalam suasana takut kepada orang-orang Yahudi. Mereka berada di suatu tempat dengan pintu-pintu yang terkunci.
Ketika itu juga Yesus memperlihatkan tangannya dan lambungnya. Murid-murid itu bersukacita ketika mereka melihat Tuhan.
Dalam pertemuan itu Yesus mau mengingatkan tugas yang diberikannya kepada mereka. Yohanes 20:21-23: Maka kata Yesus sekali lagi: “Damai sejahtera bagi kamu! Sama seperti Bapa mengutus Aku, demikian juga sekarang Aku mengutus kamu.”
Dan sesudah berkata demikian, Ia mengembusi mereka dan berkata: “Terimalah Roh Kudus.
Jikalau kamu mengampuni dosa orang, dosanya diampuni, dan jikalau kamu menyatakan dosa orang tetap ada, dosanya tetap ada.”
Sayang sekali ternyata dalam penampakan Yesus itu, Tomas, salah satu murid Yesus, ternyata tidak hadir. Dan nanti setelah delapan hari kemudian setelah mereka bertemu kembali, Thomas baru hadir.
Ia pun menerima berita dari teman-temannya bahwa mereka telah melihat Tuhan. Yohanes 20:25: Maka kata murid-murid yang lain itu kepadanya: “Kami telah melihat Tuhan!” Tetapi Tomas berkata kepada mereka: “Sebelum aku melihat bekas paku pada tangan-Nya dan sebelum aku mencucukkan jariku ke dalam bekas paku itu dan mencucukkan tanganku ke dalam lambung-Nya, sekali-kali aku tidak akan percaya.”
Perkataan Tomas ini tentu tidak ada salahnya. Ia menggunakan logika bahwa harus ada bukti dulu, baru ia akan percaya.
Dan ketika Yesus benar-benar menampakkan diri kepada Tomas, Yesus pun berkata kepada Tomas: “Taruhlah jarimu di sini dan lihatlah tangan-Ku, ulurkanlah tanganmu dan cucukkan ke dalam lambung-Ku dan jangan engkau tidak percaya lagi, melainkan percayalah.” (Yohanes 20:27).
Tomas tidak perlu menaruh jari dan tangannya untuk membuktikan bahwa itu benar-benar Yesus. Tomas pun langsung bereaksi dan Tomas menjawab Dia: “Ya Tuhanku dan Allahku!” (Yohanes 20:28).
Luar biasa iman Tomas, ia menyebut Yesus sebagai Tuhan dan Allahku. Ini memberi keyakinan bagi orang percaya bahwa Yesus adalah Allah.
Dan apa kata Yesus kepadanya “Karena engkau telah melihat Aku, maka engkau percaya. Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya.” (Yohanes 20:29).
Kita memang bukan murid-murid Yesus yang bisa menyaksikan langsung peristiwa kebangkitan Yesus. Tapi seperti kata Yesus kepadanya: “Karena engkau telah melihat Aku, maka engkau percaya. Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya.” (Yohanes 20:29).
Pernyataan Yesus ini merupakan jaminan bagi orang percaya. Bahwa iman itu tidak hanya karena melihat bukti atau mendapatkan mukjizat, tapi dengan percaya kepada Yesus, kita akan berbahagia. (Jeffry Pay)