Renungan Minggu: 26 Mei – 1 Juni 2024 – Allah Turut Bekerja Mendatangkan Kebaikan – Roma 8:18-30
ALASAN PEMILIHAN TEMA
Perjalanan hidup manusia tidak pernah sepi dari masalah. Masalah berarti adanya kesenjangan antara harapan dan kenyataan. Seperti ungkapan peribahasa: “Jauh panggang dari api”. Suatu masalah dapat membuat orang terpuruk dan binasa tetapi dapat pula membuat orang bertumbuh dan berkembang ke arah yang lebih baik. Kita menyaksikan bagaimana masalah berlangsung dalam segala tingkatan, dari pribadi, keluarga, gereja, masyarakat dan bangsa. Juga masalah ekonomi, politik, keamanan dan lingkungan. Dengan akal budinya manusia berusaha mencari jawaban dari setiap masalah. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi juga membantu manusia menjalani hidup lebih mudah dan tepat guna, tetapi tidak semua hal dapat diselesaikan dengan mengandalkan IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan Teknologi). Bahkan IPTEK dapat mengundang masalah baru ketika dijalankan lepas dari nilai-nilai etis spiritual. Contoh tantangan yang ramai diperbincangkan yaitu penggunaan Artificial Intelegence, yang dapat menggeser peran manusia dalam beberapa bidang pekerjaan. Masalah sering membawa manusia dalam penderitan dan kepahitan hidup. Manusia terus bertanya apakah keadaan ini berlangsung secara normal atau tak terkendali ? Tak jarang manusia berada dalam kebingungan untuk keluar dari penderitaannya.
Perjalanan panjang kehidupan juga memiliki aspek kerahasiaan yang membutuhkan jawaban serta pemaknaan. Manusia yang menjalani hidup sebagai anugerah selalu diperhadapkan dengan keingintahuan terhadap kedaulatan Tuhan Allah. Namun orang percaya yakin bahwa keberadaan segala sesuatu tidak terlepas dari kedaulatan Tuhan Allah yang mengendalikan semuanya demi membawa kebaikan asalkan manusia menghadirkan Tuhan Allah dalam seluruh persoalan hidupnya. Sehingga kita melihat pekerjaan Tuhan Allah nyata di balik semua persoalan yang dialami manusia dan semuanya itu kita imani untuk mendatangkan kebaikan bagi orang-orang percaya. Oleh karena itu perenungan di minggu berjalan ini diberi tema: “Allah Turut Bekerja Mendatangkan Kebaikan”.
PEMBAHASAN TEMATIS
Pembahasan Teks Alkitab (Exegese)
Kitab Roma ditulis oleh Paulus yang berisi uraian teologis tentang manusia yang dibenarkan oleh Tuhan Allah. Oleh keperkasaan Tuhan Allah, dosa ditebus dan manusia dibenarkan. Pembenaran tersebut memulihkan hubungan Tuhan Allah dengan manusia. Dasar pembenaran bukan lagi hukum Taurat tetapi karya Yesus Kristus yang ditanggapi manusia dengan iman. Kini umat yang dibarui tidak lagi terbatas pada Israel lahiriah, namun menjangkau segala bangsa. Di dalam Yesus Kristus terbuka jalan kasih karunia dan damai sejahtera dalam hubungan yang benar.
Perikop Roma 8 : 18 – 30, diawali dengan ungkapan keyakinan Rasul Paulus bahwa, penderitaan yang dialami orang percaya karena iman dalam Yesus Kristus, maupun penderitaan segala ciptaan di alam ini, akan menemukan akhir dalam kemuliaan kelak. Kemuliaan itu bukannya belum ada, namun masih bersifat tersembunyi. Masa penderitaan ini mencakup masa kehadiran Yesus Kristus sebagai manusia di dunia ini sampai pada kedatangan-Nya di akhir zaman (Ayat 18). Seluruh ciptaan atau makhluk menanti penyataan anak-anak Allah atau orang percaya yang akan tampil menunjukkan jati diri serta kemuliaan mereka saat mana Yesus Kristus datang kembali (Ayat 19). Tuhan Allah melakukan pemulihan kepada manusia yang telah jatuh ke dalam dosa, yang telah membawa kepada kesia-siaan serta kemerosotan moral. Tuhan Allah melakukan pemulihan sesudah penghukuman-Nya. Jadi kemuliaan anak-anak Allah pada zaman akhir akan membebaskan ciptaan dari ikatan kebinasaan. Ini juga adalah bagian dari pengharapan anak-anak Allah (ayat 20 – 21).
Ungkapan “mengeluh” dan “merasa sakit bersalin” menunjuk pada penderitaan yang kemudian akan diubahkan menjadi keadaan yang lebih baik. Dengannya jemaat diajak memandang penderitaan masa kini dalam kerangka pengharapan masa depan. (Ayat 22) Pengalaman penderitaan dialami oleh jemaat yang jatuh ke dalam dosa, juga orang percaya yang telah menerima karunia Roh Kudus. Tetapi semua memiliki pengharapan keselamatan secara jasmani dan rohani. Jadi tidak boleh menyerah kalah di dunia ini. Setiap keluhan selalu ada dalam pengharapan “dunia baru” yang tidak terlihat kini tetapi tersedia bersama Yesus Kristus ke depan (Kol 3:2-3). Dan justru karena yang diharapkan belum terlihat hari ini, maka umat bertekun. Sifatnya bukan pasif, melainkan aktif, bertekun sambil memperjuangkan hidup yang benar hari ini. (Ayat 23 -25)
Jemaat memang memiliki kelemahan dalam menyatakan keinginan kepada Tuhan Allah, bahkan sering tidak tahu bagaimana seharusnya berdoa. Namun Roh Kudus menolong menyampaikan doa dan keluhan yang sesuai dengan kehendak Tuhan Allah. Sekalipun tidak terucapkan tetapi Tuhan Allah yang menyelidiki hati nurani mengetahui apa maksud dari Roh Kudus. (Ayat 26 – 27) Setiap orang percaya yang mengasihi Dia akan mengalami pekerjaan Tuhan Allah dalam setiap segi kehidupannya. Apapun yang dialami saat ini, kemalangan atau kebahagiaan, diimani sebagai waktu dan tempat di mana Tuhan Allah bekerja untuk mendatangkan kebaikan bahkan berkat. Penderitaan yang dialami merupakan bagian karya selamat ilahi, seperti peleburan emas murni. Sedangkan bagi orang fasik, penderitaan malahan menjadi dasar penolakan dan penghujatan kepada Tuhan Allah (Kel. 7:13). Ungkapan “bagi mereka yang terpanggil sesuai rencana Allah” menunjukkan Tuhan Allah jualah yang berprakarsa, mengasihi dan memanggil orang percaya, di dalam karya-Nya. (Ayat 28) Panggilan-Nya kepada orang percaya berlanjut melalui pemilihan oleh Dia yang penentuannya “sejak semula”. Tuhan Allah mengetahui siapa yang dipilihnya sesuai kehendak-Nya agar ada dalam keakraban dengan Dia. Sejak semula Allah menyatakan kesetiaan melalui Roh Kudus yang menjaga, memelihara dan menuntun umat percaya pada segala zaman. Tujuannya agar kita mengambil bagian dalam keserupaan dengan gambar anak-Nya yakni kemuliaan Yesus Kristus. Hal ini tidak menjadikan kita sombong, melainkan orang percaya diajak untuk menyangkal diri dan menjauhi dosa. Yesus Kristus menjadi pusat, yang sulung, berkuasa, kepala atas “tubuh”(gereja). Seterusnya mereka yang terpanggil akan mengalami “pembenaran” atau dilayakkan menjadi milik-Nya, umat kepunyaan-Nya. (Ayat 29-30).
Makna dan Implikasi Firman
• Tuhan Allah yang kita sembah adalah Tuhan Allah yang bekerja. Pekerjaan-Nya melintasi segala zaman bahkan dalam kekekalan. Pekerjaan Tuhan Allah membawa kebaikan, kemurahan, pemulihan, kesetiaan, damai sejahtera dan keselamatan. Tuhan Allah bekerja sampai sekarang, tetap membuka pintu bagi kita untuk berpartisipasi secara tulus ikhlas, tekun dan setia dalam karya selamat-Nya.
• Pemulihan yang Tuhan Allah kerjakan mencakup pemulihan terhadap seluruh ciptaan, yang hidup maupun bendawi, supaya menjadi rumah yang layak bagi manusia dan segenap ciptaan. Bukan sebaliknya makin menjadi tempat yang tidak nyaman bahkan menakutkan untuk dihuni.
• Tantangan kita dewasa ini adalah degradasi moral yang mempengaruhi segenap struktur kehidupan sosial bahkan tata kehidupan alam yang mulai rusak oleh karena ketamakan manusia. Pencapaian dan pengelolaan kehidupan tanpa memperhitungkan kelestarian lingkungan menimbulkan bencana bagi manusia dan sesama ciptaan, di masa kini dan ke depan.
• Pekerjaan Tuhan Allah dalam segala sesuatu yang bersifat memulihkan dan menyelamatkan mengindikasikan adanya penderitaan, kemalangan, kekecewaan dan segala bentuk kepahitan hidup untuk menjadi medan yang menguji ketaatan dan kesetiaan iman, serta medan pertobatan dari kefasikan dan dosa. Amin. (mtpjgmim)