Renungan Harian: Selasa 3 September 2024, 1 Korintus 12:7 Karunia Rohani Untuk Kepentingan Bersama


1 Korintus 12 : 7

Tetapi kepada tiap-tiap orang dikaruniakan penyataan Roh untuk kepentingan bersama.

Sebagai contoh salah satu desa, sebut saja desa Parentek, kecamatan Lembean Timur, kabupaten Minahasa ada beberapa halaman rumah milik warga setempat ditanam pohon mangga. Mereka biasa menyebutnya mangga ‘apel’ namanya. Uniknya, walaupun tinggi pohon mangga baru sekitar 1-2 meter, namun buah yang dihasilkan cukup lebat dan mudah dipetik. Menurut cerita, penduduk di sana menerima bibit mangga tersebut secara bersama-sama dan langsung ditanam. Pohon ini kemudian tumbuh subur dan buahnya dinikmati oleh keluarga dan warga desa setempat. Buah mangga tersebut bukan hanya dinikmati oleh mereka tapi juga semua orang yang datang apalagi di wilayah tersebut menjadi objek wisata pantai, sehingga buah itu juga menambah penghasilan keluarga.

Seandainya bibit mangga yang diterima itu tidak pernah ditanam, maka dipastikan bibit itu hanya terpendam sia-sia, tidak berguna dan tidak menghasilkan dan bermanfaat bagi banyak orang. Rasul Paulus dalam tulisannya, menyebutkan bahwa ‘kepada tiap-tiap orang dikaruniakan penyataan Roh’. Kalimat ini menjelaskan bahwa pada dasarnya tiap-tiap orang percaya memperoleh karunia sebagai penyataan atau manifestasi Roh Kudus. Sebagaimana iman kepada Yesus sebagai Tuhan membuktikan bahwa Roh Kudus telah bekerja di dalam diri orang percaya (ay.3), demikian pula keberadaan karunia menunjukkan keberadaan dan pekerjaan Roh Kudus. Karunia yang dimiliki tiap orang bisa sama namun pada umumnya juga berbeda. Karunia diberikan Allah, bagi tujuan mulia yakni “untuk kepentingan bersama tentunya akan terwujud apabila, karunia tersebut mau dikerjakan dan dikembangkan. Allah memang memberikan karunia itu, Tujuan ini mau dan turut bekerja dengan orang yang bersedia bekerja. Dalam Roma 8:28. Paulus menulis “Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah”. Perhatikan ayat ini, bahwa Allah berperan dengan ‘turut berkerja’. Karena itu, kita juga harus bekerja. Jika telah bekerja, maka Allah akan turut serta dengan kita. Dia memberi kepada kita kekuatan, kemampuan, semangat dan hikmat.

Karunia rohani yang tidak dikerjakan, sama seperti biji atau bibit mangga yang dipendam, tidak ditanam. Tak akan jadi berguna. Tidak berbuah dan tidak jadi berkat. Namun ingatlah, bahwa karunia rohani yang dianugrahkan kepada kita tujuannya untuk kepentingan bersama, membangun jemaat bukan untuk disombongkan dan dipamerkan. Apalagi menganggap diri lebih rohani dari pada orang lain. Tindakan-tindakan seperti itu bukan hanya tidak bijaksana namun juga tidak alkitabiah. Amin

Doa : Ya Tuhan terima kasih, karena Engkau menganugerahkan kepada gereja milik-Mu beragam karunia rohani. Tolonglah kami agar dapat memakai karunia itu secara bertanggung jawab. Amin. (rhkgmim)

Berita Terkait

Top