Renungan Harian: Sabtu 28 September 2024, Yosua 23:14-16 Insaflah Dengan Segenap Hati dan Jiwamu
Yosua 23 : 14-16
Maka sekarang, sebentar lagi aku akan menempuh jalan segala yang fana. Sebab itu insaflah dengan segenap hatimu dan segenap jiwamu, bahwa satupun dari segala yang baik yang telah dijanjikan kepadamu oleh TUHAN, Allahmu, tidak ada yang tidak dipenuhi. Semuanya telah digenapi bagimu. Tidak ada satupun yang tidak dipenuhi. Tetapi seperti telah datang atas kamu segala yang baik, yang telah dijanjikan kepadamu oleh TUHAN, Allahmu, demikianlah TUHAN akan mendatangkan atas kamu segala yang tidak baik sampai Ia telah memusnahkan kamu dari tanah yang baik ini, yang diberikan kepadamu oleh TUHAN, Allahmu, apabila kamu melangkahi perjanjian, yang telah diperintahkan kepadamu oleh TUHAN, Allahmu, dan pergi beribadah kepada allah lain dan sujud menyembah kepada mereka. Maka murka TUHAN akan bangkit terhadap kamu, sehingga kamu segera binasa dari negeri yang baik, yang telah diberikan-Nya kepadamu.”
Anugerah Allah adalah sesuatu yang sangat penting bagi kehidupan orang percaya! Pada satu sisi, ketika mengingat anugerah Allah akan membuat kita selalu bersyukur dan tidak gampang mengeluh saat menghadapi berbagai tantangan dan kesulitan. Di sisi lain, mengingat anugerah Allah akan membuat kita selalu mencari dan mengharapkan pertolongan-Nya saat diperhadapkan dengan berbagai persoalan dan masalah. Bila kita selalu mengingat anugerah Allah, kita tidak akan mengikuti nasihat atau bujukan yang tidak sesuai dengan kehendak-Nya. Menikmati anugerah Allah, mendorong kita insaf atau sadar dengan segenap hati dan jiwa untuk menjaga kekudusan dan tidak mengandalkan kekuatan sendiri menjalani hidup ini, melainkan hanya mengandalkan pertolongan Allah sehingga berkat-Nya terus dinikmati.
Firman Tuhan saat ini, merupakan akhir dan pidato Yosua yang bermohon dengan kerendahan hati pada umat agar mereka membuktikan kesetiaan imannya kepada Tuhan Allah. Yosua berkata: “Maka sekarang, sebentar lagi aku akan menempuh jalan segala yang fana.” Yosua sadar bahwa tidak lama lagi ia akan mati, maka dia bertanggungjawab untuk kelangsungan generasi Israel. Dia menggerakkan simpati umat dan memohon kasih sayang mereka untuk membujuk agar orang Israel bertindak berdasarkan nasihatnya untuk mengasihi Tuhan Allah. Maka Yosua bermohon “…insaflah dengan segenap hatimu dan segenap jiwamu… ” Insaf merujuk pada kesadaran akan kesalahan, pemahaman yang benar, atau belas kasih. Sadarlah, jangan menimbulkan kemarahan Tuhan. Sebab Tuhan Allah telah menepati setiap janji yang dibuat-Nya kepada Israel. Tidak ada satu kata pun yang gagal; semuanya Dia telah penuhi dan tepati. Logika Yosua saat mengakhiri pidatonya adalah bahwa, sebagaimana janji janji Tuhan telah menjadi kenyataan demi kebaikan Israel, maka hukumannya yang cepat dan dahsyat juga akan menimpa mereka. Jika mereka melanggar perjanjian, beribadah dan sujud menyembah kepada allah (dewa) bangsa kafir; maka murka Tuhan akan bangkit sehingga mereka binasa dari tanah yang baik, yang telah diberikan-Nya pada mereka. Sebab tanah itu milik Tuhan, dan Dialah yang berhak memberi dan berhak mengambilnya.
Setiap orang tua di lanjut usianya dan di setiap adanya pergantian kepemimpinan dan pelayan selalu ada nasihat dan motivasi kepada generasi penerus. Sebagaimana Yosua menasihati bangsa Israel, agar tetap setia karena apa yang telah dijanjikan pada umat, semuanya telah dipenuhi. Tuhan tidak pemah ingkar janji, selalu Ia menepati sesuai kehendak.-Nya. Kita pun demikian, diajak untuk insaf dan sadar bahwa dalam kehidupan yang kita jalani ini adalah anugrah Tuhan. Sebab anugerah-Nya cukup bahkan berlimpah dalam kehidupan kita. Maka kita tidak boleh meremehkan atau mencampakkan anugerah Tuhan, karena murka-Nya pasti akan berlaku kepada mereka yang beribadah kepada allah lain, kepada yang tidak setia pada-Nya. Amin.
Doa: Ya Tuhan, berilah kami kesadaran penuh untuk mensyukuri segala anugerah-Mu dalam kehidupan. Insafkan kami agar terus setia pada-Mu dalam menjalani kehidupan ini. Amin. (rhkgmim)