Renungan Harian: Sabtu 10 Agustus 2024, Yeremia 33:12-13 – Menjemput Harapan di Reruntuhan


Yeremia 33 : 12-13

Beginilah firman TUHAN semesta alam: Di daerah ini, yang sudah menjadi reruntuhan, tanpa manusia dan tanpa hewan, dan di segala kotanya akan ada lagi padang rumput bagi gembala-gembala yang membaringkan kambing domba di situ. Di kota-kota Pegunungan, di kota-kota Daerah Bukit, di kota-kota Tanah Negeb, di daerah Benyamin, di sekitar Yerusalem dan di kota-kota Yehuda, kambing domba akan lewat lagi dari bawah tangan orang yang menghitungnya, demikianlah firman TUHAN.

Manusia banyak kali berjanji dalam mengupayakan sesuatu yang baik bahkan sesuatu yang sifatnya khusus. Janji manis yang diungkapkan akan melahirkan harapan yang menggebu-gebu. Namun realita membuktikan bahwa banyak orang tidak menepati janjinya. Menaruh harapan pada seseorang memang seringkali berakhir dengan kecewa, tertipu dan sakit hati. Konsep berharap pada manusia tidak sama dengan berharap pada Tuhan. Di sini berharap pada Tuhan berarti menaruh percaya kepada-Nya; mengambil keputusan bulat bahwa dalam kuasa dan bersama Dia tersedia kekuatan, pertolongan sekalipun di tengah kesulitan.

Yeremia mengulang pernyataannya tentang kehancuran Yehuda dan kota Yerusalem dimana daerah ini sudah menjadi reruntuhan, tanpa manusia, tanpa hewan (ayat 12a). Pengulangan tentang kehancuran ini merupakan gambaran masif betapa menyedihkan keadaan mereka dimana tinggal reruntuhan dan puing, tanpa penduduk dan hewan. Namun bagi Yeremia, negeri yang tinggal puing dan reruntuhan ini, akan tumbuh pengharapan hingga daerah ini kembali bersemi. Firman Tuhan. “…padang rumput akan tersedia bagi gembala-gembala; di kota-kota pegunungan, di kota-kota daerah bukit, di kota-kota tanah Negeb, di daerah Benyamin, di sekitar Yerusalem dan kota-kota Yehuda” (ayat 12b). Di tengah reruntuhan yang digambarkan oleh Yeremia disana akan ada harapan, dan mereka harus bersedia menjemput harapan tersebut. Daerah yang hancur, kota yang tinggal reruntuhan tidak boleh dihadapi hanya dengan ratapan kesedihan. Memiliki harapan adalah titik awal bahwa ada peluang menuju masa depan cerah, demikianlah firman Tuhan kata Yeremia (ayat 12.b)

Tuhan tidak menjanjikan setiap hari menjadi berkesan dan tanpa bahaya, namun Dia menjanjikan di tengah kesulitan hidup, Dia selalu ada menopang kita. Memang sulit membangun harapan di tengah hidup yang hancur. Namun perlu diingat, harapan adalah kata kunci untuk bangkit dari kehancuran. Hal ini disebabkan karena seseorang memulai dari titik awal yang keliru. Memulai rencana dan sebuah pekerjaan tidak boleh bersandar pada kekuatan yang rapuh, manusia, dunia dan harta serta jabatan. Kita harus mengawali tujuan hidup dari Allah Sang Pencipta. Makna kehidupan hanya dapat ditemukan jika memulai dari Dia, dan di dalam Dia kita bisa menemukan asal-usul kita, identitas kita, pentingnya kita dan masa depan kita. Amin.

Doa: Tuhan Yesus! Engkaulah sumber pengharapan. Ingatkan kami agar tidak meragukan kuasa-Mu yang besar itu, bahwa pertolongan-Mu selalu tepat dan indah pada waktunya. Amin.

Berita Terkait

Top