Renungan Harian: Rabu 9 Oktober 2024, Markus 5:30-34 Pengakuan Yang Tulus
Markus 5 : 30-34
Pada ketika itu juga Yesus mengetahui, bahwa ada tenaga yang keluar dari diri-Nya, lalu Ia berpaling di tengah orang banyak dan bertanya: “Siapa yang menjamah jubah-Ku?” Murid-murid-Nya menjawab: “Engkau melihat bagaimana orang-orang ini berdesak-desakan dekat-Mu, dan Engkau bertanya: Siapa yang menjamah Aku?” Lalu Ia memandang sekeliling-Nya untuk melihat siapa yang telah melakukan hal itu. Perempuan itu, yang menjadi takut dan gemetar ketika mengetahui apa yang telah terjadi atas dirinya, tampil dan tersungkur di depan Yesus dan dengan tulus memberitahukan segala sesuatu kepada-Nya. Maka kata-Nya kepada perempuan itu: “Hai anak-Ku, imanmu telah menyelamatkan engkau. Pergilah dengan selamat dan sembuhlah dari penyakitmu!”
Yesus Kristus bertanya, “Siapa yang menjamah jubah-Ku?” Apakah Ia tidak mengetahui siapa yang menjamah-Nya? Ia pasti tahu! Karena Ia mahatahu! Pertanyaan-Nya justru diarahkan untuk adanya pengakuan! Firman hari ini mengatakan perempuan itu, “tampil dan tersungkur di depan Yesus dan dengan tulus memberitahukan segala sesuatu kepada-Nya.” Dia menjelaskan mengapa menjamah jubah-Nya, karena meyakini ada kesembuhan dari Yesus Kristus. Dan benar setelah menjamah jubah-Nya ia merasa sembuh. Atas pengakuan itu, Yesus Kristus memberkatinya. “Hai anak-Ku, imanmu telah menyelamatkan engkau. Pergilah dengan selamat dan sembuhlah dari penyakitmu!”
Berkat Yesus Kristus atas usaha, keyakinan dan pengakuan imannya bukan hanya menyembuhkan secara fisik, tetapi menyelamatkannya. Ia bukan hanya menjamah jubah Yesus Kristus, tetapi menerima kuasa-Nya yang menyembuhkan dan menyelamatkan dosanya. Iman perempuan yang menderita selama 12 tahun patut menjadi teladan bagi kita. Sebab ia telah mendengar tentang Yesus Kristus, berjuang menemui-Nya, meyakini dan merasakan kuasa-Nya serta menceritakan dengan tulus apa yang didengar dan dirasakan tentang kuasa Yesus Kristus.
Bagaimana dengan kita? Tantangan, godaan dan ancaman terhadap kehidupan iman kita semakin canggih dan kompleks. Sebab kecanggihan produk teknologi moderen sering membuat mata kita kabur untuk membedakaan mana yang baik dan tidak baik. Segala sesuatu menjadi relatif; boleh ya, boleh tidak. Dengan kecanggihan itu, terkadang firman Tuhan digunakan untuk membenarkan pikiran dan perilaku duniawi kita, bukannya memperbaiki kelakuan kita. Padahal seharusnya, “Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran. Dengan demikian tiap-tiap manusia kepunyaan Allah diperlengkapi untuk setiap perbuatan baik.” (2 Timotius 3:16-17)
Memang iman butuh perjuangan, pengakuan dan kesaksian. Iman tidak hanya sekedar formulasi kata-kata indah yang diucapkan, tapi butuh tindakan taat dan setia kepada apa yang kita akui. Siapkah kita menceritakan tentang kuasa Yesus Kristus yang telah memberi kita kesehatan, memberkati pekerjaan dan menganugerahkan berkat-berkat lainnya dalam keluarga, bahkan keselamatan dari dosa? Marilah kita menjadi keluarga yang siap menuturkan cerita tentang Yesus Kristus yang ajaib melalui perkataan dan perbuatan. Amin.
Doa: Ya Yesus Kristus, begitu banyak cerita tentang-Mu yang harus kami tuturkan. Jadikanlah kami anak-anak-Mu yang tetap mempertahankan iman sehingga akan menerima berkat-Mu seperti kepada perempuan itu, “Imanmu telah menyelamatkan engkau”. Amin. (rhkgmim)