Renungan Harian: Rabu 6 November 2024, Lukas 2:46-47 Bait Allah Pusat Segala Hikmat
Lukas 2 : 46-47
Sesudah tiga hari mereka menemukan Dia dalam Bait Allah; Ia sedang duduk di tengah-tengah alim ulama, sambil mendengarkan mereka dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada mereka. Dan semua orang yang mendengar Dia sangat heran akan kecerdasan-Nya dan segala jawab yang diberikan-Nya.
Yesus Kristus berada di bait Allah ketika Yusuf dan Maria menemukan-Nya. Hal ini menunjukkan bagaimana Yesus Kristus pada masa kanak-kanak sangat mencintai Bait Allah bahkan bersoal jawab dengan ahli-ahli taurat dan mereka sangat mengagumi akan kecerdasannya (Hikmat-Nya). Sikap Yesus Kristus memberi teladan kepada keluarga-keluarga Kristen untuk selalu dapat mendorong anak-anak berada dalam aktifitas gerejani sebab di sanalah terbentuk sikap takut akan Tuhan Allah. (Amsal 1:7)
Hikmat tidak sama dengan pengetahuan. Ibarat mobil adalah pengetahuan dan hikmat adalah setirnya yang mengendalikan kita ke arah tujuan yang benar. Itu sebabnya kita membutuhkan pengetahuan dan hikmat untuk mendapatkan apa yang kita inginkan dan butuhkan secara baik dan benar.
Tuhan Allah adalah sember hikmat. Bait Allah sering diidentikan sebagai pusat hikmat di mana Tuhan Allah hadir berbicara lewat Kitab Suci, para imam, nabi dan orang-orang tertentu. (Amsal 3:1-8). Oleh sebab itu orang yang mencintai hikmat juga mencintai bait Allah (Gereja). Ketika berada dalam persekutuan gereja kita ditegur, dikoreksi, dikuatkan dan dihiburkan melalui firman. Mereka yang mencintai bait Allah akan diberkati dengan hikmat-Nya.
Tantangan di era millenium adalah ketika tendensi anak-anak kita lebih menghabiskan waktu kepada hal-hal yang sia-sia bahkan terjebak pada perilaku amoral dan kejahatan. Mereka dipengaruhi oleh informasi melalui mengakses situs dan website yang transparan melanggar susila, moral dan etika.
Keluarga Kristen harus menjadi filter terhadap perkembangan anak-anak dalam memilih ruang-ruang pergaulan di dalam hidup mereka. Oleh sebab itu, gereja terpanggil agar menjadikan rumah Gereja dan programnya sebagai tempat dan sarana yang kondusif; aman dan nyaman sebagai pusat pergaulan anak-anak kita. Sebab di sanalah sumber hikmat dan kebijaksanaan yang membentuk anak-anak yang berkualitas. Amin.
Doa: Ya Tuhan Allah, bentuklah kami menjadi keluarga yang selalu merindukan rumah-Mu. Kiranya anak-anak kami bertumbuh oleh hikmat-Mu melalui peribadahan dan berbagai bentuk kegiatan gereja yang mereka ikuti. Amin. (rhkgmim)