Renungan Harian: Rabu 3 Juli 2024 – 1 Kor. 6:16-17 – Menjadi Satu Daging
I Korintus 6:16-17
(16) Atau tidak tahukah kamu, bahwa siapa yang mengikatkan dirinya pada perempuan cabul, menjadi satu tubuh dengan dia? Sebab, demikianlah kata nas: ”Keduanya akan menjadi satu daging.”
(17) Tetapi siapa yang mengikatkan dirinya pada Tuhan, menjadi satu roh dengan Dia.
Menjadi Satu Daging
Apakah tujuan wanita dan pria menikah? Jika jawabannya untuk bahagia, maka kenyataannya menikah adalah perjuangan bukan hanya melewati suka tetapi juga duka bersama oleh dua pribadi berbeda. Sehingga tujuan menikah bukan untuk menjadi berbahagia, tetapi untuk saling membahagiakan dalam segala situasi. Namun sayang, “tidak menemukan kebahagiaan” sering sekali menjadi alasan percekcokan dan perselingkuhan. Jika kita hanya mencari kebahagiaan dalam menikah, kita tidak akan menemukannya. Sebab kebahagiaan haruslah diciptakan bersama dan tidak datang dengan sendirinya. Berselingkuh dengan siapapun dan berapa kalipun, tidak akan cukup, jika yang kita cari hanyalah kesenangan. Sebab, bersama dengan siapapun, pasti akan ada perbedaan dan perselisihan.
Bagi Tuhan Allah hubungan pernikahan sangatlah penting. Dalam pembacaan ini, Paulus menyatakan bahwa hubungan antara suami isteri (pernikahan) adalah metafora hubungan-Nya dengan umat. Tuhan Allah setia kepada umat-Nya dan umat pun dituntut untuk setia kepada-Nya. Tidak boleh ada penghianatan dan pemberontakan dalam hubungan ini apapun alasannya. Karena hubungan Tuhan Allah dan orang percaya itu kudus, maka sebagai representase hubungan Tuhan Allah dan umat-Nya, hubungan suami dan isteri juga harus kudus.
Saat ini perselingkuhan bukan lagi sebuah hal yang memalukan. Berselingkuh dari pasangannya dianggap biasa. Bahkan ada beberapa orang secara terang-terangan bangga mengakui menjadi selingkuhan ataupun berselingkuh. Semuanya dilakukan dengan alasan klasik yaitu “tidak bahagia”. Sungguh sebuah kebodohan jika orang percaya juga melakukannya. Sebab, sebagai orang percaya, kita diajarkan “apa yang dipersatukan Tuhan tidak dapat dipisahkan manusia”, itulah makna menjadi satu daging. Kita diajarkan, untuk setia menjaga komitmen pernikahan yang kudus, dalam situasi apapun yang dihadapi. Kita harus selalu mengingat, bahwa pemberkatan Tuhan Allah hanya berlaku bagi sepasang suami isteri dan bukan dengan pasangan selingkuhan. Jadilah setia satu sama lain, baik dalam keadaan suka maupun duka. Sebab, untuk membangun pernikahan diperlukan dua orang, tetapi untuk menghancurkannya, satu orang cukup. Amin
Doa: Ya Tuhan Allah, oleh tantangan dan godaan dunia, kami seringkali tergoda dan jatuh. Sebagai keluarga Kristen kami mohon Engkau terus mengaruniakan kami hikmat agar mampu menolak setiap godaan dunia ini dan senantiasa setia pada suami/isteri kami. Berkati keluarga kami sebab apa yang Engkau berkati diberkati untuk selama-lamanya. Amin. (rhkgmim)