Renungan Harian: Kamis 3 Oktober 2024, Yakobus 4:6 Allah Menentang Kecongkakan Dan Mengasihani Yang Rendah Hati
Yakobus 4 : 6
Tetapi kasih karunia, yang dianugerahkan-Nya kepada kita, lebih besar dari pada itu. Karena itu Ia katakan: “Allah menentang orang yang congkak, tetapi mengasihani orang yang rendah hati.”
Persaingan hidup sering membuat manusia semakin egois, individualistik dan membawa dia pada kesombongan/kecongkakan diri. Kecongkakan sama artinya dengan sombong, arogan, dan takabur. Sikap ini yang sangat ditentang Allah karena merupakan sebuah penghinaan bagi sesama dan juga meniadakan pemeliharaan-Nya dalam hidup manusia. Orang congkak tidak mengandalkan siapa-siapa selain dirinya. Tetapi ada juga orang memiliki kerendahan hati dalam menyikapi hidup yang penuh persaingan dan permasalahan. Kerendahan hati artinya selalu bersikap tenang, sederhana, dan sungguh-sungguh menjauhi perbuatan sombong. Melalui kerendahan hati orang percaya hanya mengandalkan kuasa Allah dalam hidupnya.
Firman Tuhan saat ini dengan tegas menyatakan bahwa Allah menentang orang yang congkak (lih. I Petrus 5:5). Congkak secara harafiah berarti orang yang menempatkan dirinya di atas orang lain. Congkak menunjuk pada kesombongan, sikap arogan, karena itu Allah berperang melawan mereka. Jadi sekalipun kecondongan manusia pada dosa menyebabkan mereka juga condong pada iri hati, tetapi pemberian kasih karunia dari Allah dapat mengatasi semua itu, sehingga memungkinkan mereka tidak iri hati. Sehingga dikatakan bahwa kasih karunia diberikan kepada orang yang rendah hati. Kehormatan dan pertolongan diberikan Allah kepada orang yang rendah hati, itu sebagai anugerah, orang yang congkak akan berakhir dengan kehinaan, karena Allah menempatkan diri-Nya bagaikan sedang berperang dengan mereka. Tidak ada kehinaan yang lebih besar daripada ketika seseorang dinyatakan sebagai pemberontak, musuh dan pengkhianat terhadap Allah. Orang yang congkak menentang kebenaran dan hukum Allah, dalam berbagai keinginannya menentang pemeliharaan-Nya. Tetapi orang yang rendah hati selalu berbuat kebenaran dan taat pada hukum Allah dan mengandalkan-Nya setiap saat.
Kehancuran manusia terjadi ketika ia mulai sombong dengan apa yang dimilikinya. Ia mulai memandang remeh/rendah buruk/jelek kepada orang lain, dan merasa lebih berkuasa. Seolah-olah hidup dan mati orang lain ada ditangannya, bukan ditangan Allah. Padahal diapun hanya manusia biasa yang terbatas adanya. Ingatkah kita dengan Titanic, kapal terbesar dan mewah diawal abad ke-20, yang mampu mengangkut 3.000 penumpang dari Inggris ke Amerika Serikat dengan teknologi tercanggih saat itu? Sebuah contoh kesombongan keluar dari perkataan pemiliknya; “Jangankan tujuh samudera, bahkan Tuhanpun tidak akan mampu menenggelamkan kapal ini!” Maka Allahpun menunjukkan kuasa-Nya sebagai Pencipta. Di sebuah malam yang dingin, dipelayaran perdananya, kapal ini menabrak gunung es dan tenggelam bersama dengan kesombongannya. Untuk itu, janganlah menunggu kehancuran datang karena kesombongan kita. Hiduplah dalam kerendahan hati di hadapan Allah, pasti kita mendapatkan kasih karunia sebagai anugerah-Nya. Percayalah bahwa kerendahan hati mendahului kehormatan. Ciri-ciri orang rendah hati yakni: menghormati pandangan orang lain, pendengar yang baik, tidak iri hati; siap menerima kritik, pendapat dan saran orang lain, mengakui kesalahan, siap bekerja sama dan memiliki banyak teman. Amin.
Doa: Ya Tuhan Allah, anugerahkanlah kasih karunia-Mu kepada kami yang mau hidup dalam kerendahan hati dan jauhkanlah kami dari cara hidup yang congkak. Amin. (rhkgmim)