Renungan Harian: Kamis 26 September 2024, Yosua 23:11 Bertekunlah Mengasihi Tuhan, Allahmu


Yosua 23 : 11

Maka demi nyawamu, bertekunlah mengasihi TUHAN, Allahmu.

Pernahkah kita merasa terhenti atau kandas dan putus asa dalam mencapai tujuan hidup? Baik dalam belajar, pekerjaan dan usaha maupun ketika memperjuangkan cita-cita dan masa depan. Ketekunan adalah kunci melewati rintangan dan hambatan untuk mencapai kesuksesan/keberhasilan. Benar, ketekunan adalah kunci keberhasilan. Dalam dunia yang penuh dengan tantangan dan perubahan, memiliki sifat ketekunan merupakan hal yang berharga sebab ketekunan bagian dari iman. Ketika kehidupan kita berjalan lancar, tidak memiliki masalah yang berarti, sehat secara jasmani, memiliki kehidupan keluarga yang harmonis. prestasi dan karir yang baik, kondisi keuangan yang memadai dan menikmati berbagai kelancaran dalam hidup di dunia ini. Waspadalah, kelimpahan dalam zona nyaman bisa menjadi bahaya terselubung bagi iman.

Sebelum menutup usianya, Yosua memandang perlu untuk mengingatkan agar bangsa Israel, demi nyawamu, bertekun dan mengasihi kepada Tuhan, Allah yang telah memimpin dan memberi mereka kemenangan. Yosua menantang umat agar tekun mengasihi Tuhan Allah, itulah inti/esensi dan tanggungjawab mereka sebagai umat-Nya (bdk. U1.6:5). Inilah juga yang diinginkan Tuhan Allah dan umat-Nya, yang menyatakan ketekunan, kesetiaan dan kasih sehingga nyawa mereka terlindung. “Demi nyawamu” artinya sebagaimana engkau menilai dan menjaga nyawamu sangat penting, seperti itulah kita bertekun mengasihi Allah. Bagi bangsa Israel mengasihi Tuhan sama dengan hidup, tetapi menjauh dari-Nya hukuman akan teralami. Tekun (berpegang, memelihara, dengan setia) berarti berkeras hati dan sungguh-sungguh; tetap berpegang teguh; dan tidak akan menyimpang atau mendua. Tekun menyangkut keputusan atau ketetapan hati yang kuat (teguh) untuk bersungguh-sungguh, rajin, dan tuntas dalam melakukan apa pun. Orang yang tekun adalah orang yang hidupnya fokus, konsisten dan tidak mudah putus asa terhadap apa yang sedang diperjuangkan dan dikerjakannya. Mengasihi berarti mencintai, dan menaruh belas kasih. Mereka harus melakukan semua itu sebagai bentuk ketaatan yang merespon kebaikan Tuhan. Sebab Yosua sangat mengenali karakter bangsanya yang seringkali condong kepada allah-allah bangsa lain daripada menaati Tuhan.

Ketika menengok ke belakang, kita akan melihat betapa besarnya campur tangan Tuhan yang memimpin dan memelihara serta memberkati kehidupan keluarga, jemaat dan masyarakat. Berkat kesehatan, pekerjaan, materi, jabatan dan kuasa dianugerahkan kepada setiap orang sesuai perjuangan dan kemampuannya. Meskipun tidak sedikit tantangan yang dihadapi, namun tetap kita merasakan penyertaan Tuhan sempurna di sepanjang hidup. Walaupun ada orang yang menjadi tidak setia dan tekun karena tekanan kehidupan yaitu penderitaan. Maka, sama seperti nasihat Yosua, tidak ada cara lain merespon anugerah penyertaan-Nya, kecuali bertekun mengasihi Tuhan. Mengasihi Tuhan memerlukan kesungguhan hati dan kesungguhan hati memerlukan ketekunan. Ketekunan hati memerlukan pengorbanan. Pengorbanan hati memerlukan penyerahan diri seutuhnya kepada Tuhan. Ketika kita mengasihi Tuhan, berarti kita akan tekun memelihara dan melakukan Firman-Nya dalam kehidupan seperti menjaga nyawa kita. Setia dan bertekun mengasihi Tuhan Allah akan mendatangkan berkat, bertekun akan membawa kita merayakan kemenangan kehidupan, tetapi sebaliknya barang siapa yang tidak bertekun akan kalah ditelan jaman. Amin.

Doa: Ya Tuhan, anugrahkanlah hikmat agar kami mampu bertekun mengasihi Dikau dalam segala situasi dan kondisi: senang atau susah, sehat, sakit, sukses dan gagal. Amin. (rhkgmim)

Berita Terkait

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *


Top