Renungan Harian: Kamis 18 Juli 2024, Zakharia 6:13 – Mengusahakan Perdamaian
Zakharia 6 : 13
Dialah yang akan mendirikan bait TUHAN, dan dialah yang akan mendapat keagungan dan akan duduk memerintah di atas takhtanya. Di sebelah kanannya akan ada seorang imam dan permufakatan tentang damai akan ada di antara mereka berdua.
Dunia memiliki tokoh perdamaian, salah satunya Nelson Mandela, Presiden Afrika Selatan. Ia mendapatkan Nobel (penghargaan) Perdamaian karena mengakhiri apharteid (diskriminasi golongan kulit hitam) di Affrika Selatan. Ia dipenjara selama 27 tahun demi mengakhiri apherteid itu. Kisah inspiratif yang terkenal lainnya ialah ketika ia mengampuni sipir penjara yang menyiksanya. Dunia menyebutkan ia benar-benar layak menjadi tokoh perdamaian dunia. Perdamaian adalah sesuatu yang dirindukan umat manusia di dunia. Tidak heran hadir tokoh-tokoh pejuang perdamaian.
Zakharia 6 ayat 13 menjelaskan tentang perdamaian antara seorang yang bernama Tunas yang akan mendirikan Bait Tuhan, dengan imam yang ada di sebelah kanannya. Ini tertera dalam ungkapan: pemufakatan damai ada diantara mereka berdua. Mencermati penafsiran ayat 12 yang menjelaskan tentang sang Tunas adalah Zerubabel mempermudah kita memahami ayat 13 bahwa imam yang di sebelah kanan Tunas adalah Yosua. Sehingga pemufakatan damai antara Zerubabel (pemimpin sipil/pemerintah) dan Yosua (pemimpin agama) akan menopang terlaksananya pembangunan Bait Tuhan. Menjadi pesan bagi kita dalam usaha pembangunan Bait Tuhan, diperlukan menciptakan suasana damai, antara pemimpin dengan pemimpin, bahkan pun anggota gereja.
Tunas — Sang Mesias, yakni Yesus Kristus yang dijanjikan datang membawa damai (Yer. 33:15-16; Rom. 5:1; Ef. 2:14-17; Ko1.1:20). Ia adalah tokoh perdamaian yang tidak akan lekang oleh waktu. Memperdamaikan kita dengan Tuhan Allah, sehingga kita memperoleh keselamatan. Itulah sebabnya, kita terpanggil menjadi pribadi dan keluarga Kristen yang mengusahakan perdamaian. Dalam setiap aktifitas, tugas/kerja, bahkan dalam rumah keluarga kita, usahakanlah perdamaian, jadilah pembawa damai. Jagalah sikap, perkataan dan tindakan agar tidak menimbulkan pertengkaran, berusahalah menjadi problem solver (pemecah masalah/pemberi solusi) bukan menjadi trouble maker (pembuat masalah). Lapangkan hati untuk mudah memaafkan/mengampuni, bawalah kesejukkan di saat ada kecemasan. Roma 12:18 berkata: “sedapat-dapatnya kalau hal itu bergantung padamu, hiduplah dalam perdamaian dengan semua orang.” Amin.
Doa: Ya Bapa di Sorga, lapangkanlah hati kami untuk saling memaafkan sebagai satu keluarga, damaikanlah kami dari pertengkaran dan kebencian, mampukanlah kami untuk menciptakan kedamaian hidup bersama. Dalam nama Tuhan Yesus Kristus. Amin. (rhkgmim)