Renungan Harian: Jumat 4 Oktober 2024, Yakobus 4:7 Tunduklah Kepada Allah dan Lawanlah Iblis
Yakobus 4 : 7
Karena itu tunduklah kepada Allah, dan lawanlah Iblis, maka ia akan lari dari padamu!
Orang kristen dalam kehidupannya selalu berada pada dua pilihan: pertama; tunduk kepada Allah dan kedua melawan iblis. Tunduk berarti takluk, patuh dan menuruti, sedangkan melawan berarti menghadapi, berperang, bertinju, bergulat, menentang, dan menyalahi. Jadi tunduk kepada Allah berarti patuh mendengar Firman dan melakukan-Nya, perbuatan itu merupakan bentuk perlawanan terhadap Iblis. Ada kata bijak: “Kita tidak akan pernah berdiri di hadapan Allah, jika sebelumnya kita tidak pernah sujud di hadapan-Nya. Artinya langkah pertama yang harus kita lakukan ketika mengikuti-Nya adalah tunduk kepada Allah”. Tapi orang yang congkak tidak akan pernah mau tunduk kepada Allah karena ia hanya mau mengikuti kemauan Iblis.
Firman Tuhan saat ini menyatakan bahwa orang percaya harus memilih tunduk kepada Allah. Tunduk disini berarti menyembah, menyatakan sikap kekaguman, penyembahan serta hormat kepada Allah. Sikap ini menjadi bukti bahwa mereka harus mengadakan penyerahan diri secara total terhadap Allah. Tunduk kepada Allah atau berdiri di sisi Tuhan. Ini menggambarkan sikap ketaatan yang diperbarui terhadap kehendak Tuhan. Disinilah komitmen positif kepada Tuhan dalam penyerahan diri secara total. Kemudian orang percaya harus melawan iblis. Ini lebih dari sekedar perlawanan; ini merupakan tindakan tegas yang menentang kehendak iblis, yang sebenarnya adalah “si pemfitnah”. Melawan iblis berarti menolak dengan kesadaran penuh, aktif dan terus menerus, sehingga orang percaya tidak akan terpedaya dengan bujukan-bujukannya, sebaliknya membuat iblis kalah dan lari atau meninggalkan kehidupan orang percaya. Sikap tegas melawan iblis, mengakibatkan dia melarikan diri dari kita seperti yang dia lakukan setelah kemenangan Yesus Kristus sendiri di padang gurun.
Tunduk kepada Allah merupakan bukti bahwa kita ingin menjadi sahabat-Nya dan menolak bersahabat dengan dunia. Tunduk berarti melakukan ketetapan dan perintah Allah dan menjauhi apa yang tidak diinginkan-Nya. Tunduk bukan dalam arti ketakutan, tetapi dalam kasih. Tunduk berarti menyembah dan menyerahkan diri secara total kepada Allah, mengasihi-Nya di atas segalanya, sehingga kita mampu berkata “jadilah kehendak-Mu”, dan melakukan kehendak-Nya. Tegasnya, orang percaya harus mencampakkan persahabatan dengan dunia dan waspada terhadap segala keinginan duniawi sebagai bentuk perlawanan terhadap iblis. Konsekuensi dari tunduk kepada Allah adalah melawan iblis dengan segala tipu dayanya. Iblis tidak punya kuasa untuk menguasai kita, kecuali kita membiarkannya menguasai kita. Namun kenapa anak Allah masih terus tetjebak pada tipu dayanya? Karena kita tidak melawan, karena kita bertarung sendiri dan tidak melibatkan-Nya. Allah sudah memberi senjata bagi orang percaya tapi kita tidak mau belajar menggunakan senjata itu (bdk, Ef. 6:17) sehingga kita kalah. Iblis selalu berusaha menjatuhkan anak-anak Allah, karena itu tunduklah kepada-Nya: tetap berdoa, merendahkan diri, setia dan terus melakukan Firman-Nya; maka iblis akan lari dan menjauh dari kehidupan kita. Amin.
Doa: Ya Tuhan Allah, kami percaya dengan tunduk dan taat melakukan kehendak-Mu maka kami akan dimampukan untuk melawan iblis dengan segala tipu dayanya. Amin. (rhkgmim)