Renungan Harian: Jumat 30 Agustus 2024, Filipi 4:17-18 Memperbesar Keuntungan
Filipi 4 : 17-18
Tetapi yang kuutamakan bukanlah pemberian itu, melainkan buahnya, yang makin memperbesar keuntunganmu. Kini aku telah menerima semua yang perlu dari padamu, malahan lebih dari pada itu. Aku berkelimpahan, karena aku telah menerima kirimanmu dari Epafroditus, suatu persembahan yang harum, suatu korban yang disukai dan yang berkenan kepada Allah.
Memberi bantuan adalah hal yang baik dalam kehidupan orang beriman. Karena pada dasamya manusia tidak bisa hidup seorang diri, ia membutuhkan sesama dalam membangun kehidupan. Bagi gereja, tindakan memberi merupakan wujud dari kasih, dan buah dari iman. Walau disadari masih banyak orang Kristen yang tidak mau membantu dan meringankan penderitaan orang lain. Ada orang ketika membantu dilakukan karena terpaksa bukan karena dimotivasi oleh kasih. Ada yang membantu dan memberi dengan motivasi mengharapkan imbalan; dan ada yang menyalurkan bantuan tapi memotongnya dengan berbagai alasan. Tapi ada juga yang melakukannya dengan tulus dan didasarkan pada iman.
Firman Tuhan saat ini, Paulus menyatakan bahwa pemberian bantuan untuk pelayanan mendatangkan keuntungan spiritual (ay.17). Ia tekankan terutama bukanlah pada pemberian, melainkan buahnya atau hasilnya. Ia tidak berfokus pada pemberian, tetapi pada buahnya ini merupakan sebuah sikap yang luar biasa. lni mau menegaskan bahwa Paulus tidak mencari pemberian. Paulus tidak menilai pemberian tersebut berdasarkan nilai materi belaka, tetapi menurut nilainya sebagai buah yang adalah bukti dari iman, kasih dan ucapan syukur atas kasih karunia yang Allah anugerahkan kepada mereka melalui Injil yang diberitakannya. Buah ini bukan untuk kepentingan Paulus sendiri, melainkan keuntungan bagi jemaat Filipi sebagai pertumbuhan iman mereka. Sebab dalam hal menerima bantuan, Paulus sangat pasif. Namun, dalam hal mencari buah, Paulus aktif. Dia sangat merindukan buah atau hasil dari pemberian jemaat Filipi. Buah ini pada gilirannya akan “memperbesar keuntungan” atau yang melimpahi hidup” jemaat Filipi. Bukan hanya menambah secara kuantitas (jumlah) tetapi membuat jadi melimpah (kualitas). Lalu Paulus mengkonfirmasi bahwa ia telah menerima bantuan jemaat melalui Epafroditus, malahan lebih dari itu, maka ia berkelimpahan. Sebab tidak hanya memenuhi kebutuhannya tapi ia berkelimpahan atas pemberian bantuan jemaat. Bagi Paulus pemberian tersebut sebagai ‘suatu persembahan yang harum, suatu korban yang disukai dan yang berkenan kepada Allah.’ Inilah bentuk apresiasi dan penghargaan Paulus atas pemberian jemaat yang dilandasi dengan kasih dan iman. Dia bersukacita karena iman jemaat telah menghasilkan buah sehingga mereka hidup dengan memberi.
Firman Tuhan saat ini, mengajak orang percaya agar kita saling berbagi, saling menolong dan kerjasama. Tindakan ini sangat dibutuhkan dalam membangun persekutuan demi kemajuan pelayanan gereja. Sehingga gereja bertumbuh melalui saling membantu dengan memberi bantuan baik dalam pelayanan maupun kepada sesama yang dalam kesusahan. Ini merupakan bentuk dari iman yang menghasilkan buah atau melimpahi hidup persekutuan. Walaupun dalam kehidupan bergereja masih ada orang yang hanya mementingkan dirinya dan imannya sehingga ia tidak fokus dalam memberi dan berbagi. Kita diingatkan, bahwa iman harus ditindaklanjuti melalui perbuatan. Untuk itu, marilah kita berlomba-lomba untuk terus berbagi dengan sesama dalam persekutuan ditengah keluarga, jemaat dan masyarakat supaya ada keseimbangan (bdk. 2 Kor 8:14). Amin.
Doa: Ya Tuhan, mampukan kami untuk hidup saling berbagi dengan memberi bantuan sebagai buah imen sehingga kami menjadi saluran berkat bagi sesama. Amin. (rhkgmim)