Renungan Harian: Jumat 27 September 2024, Yosua 23:12-13 Jangan Berbalik dan Berpaut!
Yosua 23 : 12-13
Sebab jika kamu berbalik dan berpaut kepada sisa bangsa-bangsa ini yang masih tinggal di antara kamu, kawin-mengawin dengan mereka serta bergaul dengan mereka dan mereka dengan kamu, maka ketahuilah dengan sesungguhnya, bahwa TUHAN, Allahmu, tidak akan menghalau lagi bangsa-bangsa itu dari depanmu. Tetapi mereka akan menjadi perangkap dan jerat bagimu, menjadi cambuk pada lambungmu dan duri di matamu, sampai kamu binasa dari tanah yang baik ini, yang telah diberikan kepadamu oleh TUHAN, Allahmu.
Kemapanan hidup yang ditandai dengan adanya rasa aman, tentram dan sejahtera, dapat dikatakan; suatu sarana yang dipakai oleh Tuhan Allah untuk menguji kesungguhan dan keteguhan iman orang percaya. Kemapanan hidup secara lahiriah dapat saja mempengaruhi kerohanian orang percaya, untuk mengkhianati kasih Tuhan Allah. Ketika mereka berpikir bahwa apa yang telah mereka raih dan nikmati adalah usaha dan perjuangannya sendiri sehingga melupakan Tuhan Allah.
Firman Tuhan saat ini, bertujuan agar Israel menjaga kekudusan hidup dengan bertekun mengasihi Tuhan Allah. Sebab kehidupan bangsa sekitar menjadi ancaman akan ketekunan dan kesetiaan umat pada Tuhan Allah. Maka Yosua menegaskan agar Israel tidak berbalik dan berpaut (berhubungan erat) dengan bangsa-bangsa penyembah berhala, dengan kawin mawin dan bergaul dengan mereka. Jika terjadi, itu berarti mereka memilih menolak Tuhan. Maka akibatnya fatal. Tuhan Allah akan membiarkan bangsa-bangsa tersebut menjadi jerat, cambuk dan duri bagi mereka sampai binasa/mati di tanah yang telah diberikan-Nya. Yosua dengan tegas memperingtkan mereka tentang berbagai akibat negatif dari pernikahan silang dengan tetangga-tetangga mereka (hal yang dilarang di Kel. 34:12-16, Ul. 7:3), sebab ikatan semacam itu akan menjebak orang-orang Israel ke dalam agama penyembahan dewa kesuburan, dan berdampak bagaikan cambuk di punggung mereka dan duri di mata mereka (bdk. Bil. 33:55). Jika mereka berbalik dan berpaut atau memilih tidak setia, bencana dan penghukuman akan mereka alami. Bila mereka tidak memisahkan diri dari pengaruh-pengaruh kekafiran yang ada di sekelilingnya, maka hal itu bagi mereka akan menjadi alat-alat penyiksaan yang membawa pada kehancuran. Sebab menolak Tuhan merupakan pelanggaran yang sangat serius sehingga akan menghasilkan akibat yang fatal.
Belajar dari firman Tuhan saat ini, kita diingatkan agar jangan berbalik dan berpaut dengan mengandalkan diri sendiri dan bergantung pada kekuatan lain. Dengan demikian kita telah menunjukan sikap menolak kebaikan Tuhan dalam hidup. Untuk itu kita diajak menjaga ketaatan, ketekunan dan kekudusan pada Tuhan Allah dalam menjalani hidup ini. Kita harus terus menerus berada dan hidup dalam kasih Allah dan itulah yang akan memisahkan kita dari pengaruh-pengaruh buruk. Kita harus menjaga diri agar tidak ternoda/tercemar oleh dunia (bdk. Yak.1:27b). Jangan tergoda dengan harta, jabatan yang dijanjikan dan karena cinta, akhimya meninggalkan iman kepada Tuhan Yesus. Apapun yang ditawarkan dan kita dihadapi, orang percaya harus berkomitmen untuk tetap setia mengasihi dan mengandalkan Tuhan Allah, hidup bersama-Nya kita akan menikmati berkat kehidupan dan keselamatan. Ingat, semua bentuk tantangan, persoalan dan masalah dalam hidup ini, hanyalah ujian iman agar melahirkan ketekunan untuk mengasihi Tuhan. Panggilan Allah kepada umat-Nya untuk memisahkan diri dari dunia yang jahat tetap berlaku sampai saat ini. Amin.
Doa: Ya Tuhan, mampukan kami untuk terus mengasihi dan mengandalkan-Mu dalam menjalankan tugas, kerja dan pelayanan. Jangan biarkan kami tergoda dengan harta, jabatan dan cinta sehingga meninggalkan iman pada Tuhan Yesus, Amin. (rhkgmim)