Renungan Harian: Jumat 20 September 2024, Efesus 4:14-15 Teguh Berpegang Pada Kebenaran
Efesus 4 : 14-15
sehingga kita bukan lagi anak-anak, yang diombang-ambingkan oleh rupa-rupa angin pengajaran, oleh permainan palsu manusia dalam kelicikan mereka yang menyesatkan, tetapi dengan teguh berpegang kepada kebenaran di dalam kasih kita bertumbuh di dalam segala hal ke arah Dia, Kristus, yang adalah Kepala.
Teguh berpegang atau berpegang teguh adalah sikap yang tidak mudah terpengaruh (kokoh pendirian) oleh situasi apapun. Sedangkan kebenaran berarti sesuai sebagaimana adanya (seharusnya), lurus (hati), kejujuran dan dapat dipercaya. Perilaku yang benar atau yang dapat dibenarkan secara moral. Dalam hubungan dengan orang percaya, kebenaran adalah sebuah jaminan bahwa Allah dapat menepati janji-Nya. Kebenaran juga berarti keberpihakan manusia pada Allah. Standar Alkitab bagi kebenaran manusia berpusat pada kesempurnaan Allah dalam setiap atribut (lambang), sikap perilaku, ucapan dan perbuatan Walaupun dalam kehidupan banyak orang yang tidak mampu teguh berpegang pada kebenaran karena takut terhadap dampaknya yakni ancaman dan hukuman.
Tujuan jemaat yang diperlengkapi agar mengalami pertumbuhan secara kualitas untuk mencapai kesatuan iman, pengetahuan yang benar dan menghasilkan kedewasaan penuh (sempuma). Jemaat bertumbuh dewasa, baik secara individu maupun komunitas yang secara bersama-sama bergerak maju menuju kesatuan iman dan pengetahuan yang benar sebagai tubuh Kristus dan Dia sebagai kepala. “Sehingga jemaat bukan lagi anak-anak.. “,(ay .14a), Paulus menjelaskan bahwa sebelum orang percaya mencapai kedewasaan, baik secara pribadi maupun komunitas, yang bertumbuh dalam kesatuan iman dan pengetahuan yang benar tentang Kristus, hingga orang percaya benar-benar menjadi tubuh Kristus yang adalah kepala, maka ia tidak akan diombang-ambingkan oleh berbagai pengajaran di luar Kristus. Jadi orang percaya sebagai tubuh Kristus bersatu dengan Dia, sebagai Kepala tubuh. Ayat 15, “… teguh berpegang kepada kebenaran di dalam kasih…”. Ini mencakup seluruh hidup orang percaya yang berada dalam spektrum kebenaran yang nyata dalam kehidupan; dipercaya, konsisten, dan beriman. Ungkapan melakukan kebenaran dalam kasih, mau mengatakan bahwa pemberitaan atau pekerjaan kebenaran Kristus harus berlangsung dengan kasih, dan kasih itu harus nyata dalam hidup si pemberita. Jadi, ay.15 sebagai suatu gambaran perbandingan terbalik dengan ay.14, bagaimana orang dewasa hidup dalam kebenaran Kristus dan mendasari pada kasih, hingga berdampak positif bagi sesama, sehingga orang percaya semakin bertumbuh menjadi tubuh Kristus yang sempurna dimana Kristus adalah kepala.
Dalam persekutuan, perlu diperhatikan bahwa ada gereja yang pengajaran Firmannya baik, tetapi relasi antar jemaat kurang. Ini berarti ada kebenaran, tetapi belum ada kasih! Ada gereja yang persekutuannya baik, tetapi ajarannya tidak karuan. Ini berarti ada kasih, tetapi belum nampak kebenaran. Maka dari itu, hasil yang diharapkan dalam pelayanan yaitu adanya pertumbuhan baik secara kuantitas maupun kualitas. Secara kualitas, memiliki keyakinan keselamatan, kehidupan doa yang sehat, ketekunan dalam membaca Firman Tuhan, kesetiaan dalam bersekutu dan kebiasaan bersaksi. Amin.
Doa: Ya Tuhan Yesus kepala Gereja, anugrahi hikmat bagi kami agar tetap teguh berpegang pada kebenaran sehingga kami tidak diombang-ambingkan oleh rupa-rupa angin pengajaran, oleh permainan palsu manusia dalam kelicikannya yang menyesatkan, Amin. (rhkgmim)