Putra Langowan, Letjen (Purn) Lodewick Paulus Calon Menteri Kabinet Prabowo-Gibran


Jakarta, CahayaManado.com–Dari 56 nama calon Menteri dan Wakil Menteri yang telah dipanggil Prabowo Subianto, akhirnya tersebutlah satu nama asal Sulawesi Utara. Dia adalah Letjen TNI (Purn) Lodewick Frederiech
Paulus.

Lodewick adalah Putra Langowan yang dilahirkan pada tanggal 27 Juli 1957 di Manado dari keluarga Minahasa. Ayahnya bernama Estefanus Jeremias dan ibunya bernama Len Bagi asal Langowan.

Lodewick Paulus sebelum ini menjabat sebagai Sekretaris Jenderal Partai Golkar dan pernah menjabat Wakil Ketua DPR RI.

Dirinya akan membantu Presiden terpilih periode 2024-2029, Prabowo Subianto di kabinet pemerintahan mendatang untuk menyongsong Indonesia maju 2045.

Hal itu dibenarkan Lodewijk, usai memenuhi panggilan Prabowo di kediamannya di Jalan Kertanegara IV, Jakarta Selatan, Selasa, 15 Oktober 2024.

“Beliau mengarahkan kepada saya apa-apa yang harus dilakukan dan yang paling penting beliau sampaikan kesediaan saya untuk membantu beliau menyongsong Indonesia Maju 2045, termasuk menyukseskan 8 program prioritas dan 8 program cepat,” kata Lodewijk kepada wartawan.
Lodewijk enggan membocorkan lebih lanjut posisi apa yang diberikan Prabowo kepada dirinya. Dia hanya menyebut telah menandatangani surat pernyataan terkait posisi yang akan ditempatinya nanti.

“Tentunya pasti dipanggil disampaikan saya di bidang apa, pasti. Karena saat kita menandatangani surat pernyataan itu sudah jelas portofolio kita apa, tentunya beliau arahkan saya terkait hal itu,” jelasnya.

Biodata:

Dikutip dari Wikipedia, Lodewijk
mengawali pendidikannya pada tahun 1964 di sebuah sekolah dasar yang dikelola oleh organisasi Muhammadiyah dan lulus pada tahun 1970. Setelah itu, ia mengenyam pendidikan di Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Manado hingga tahun 1973. Ia kemudian pindah ke kota Palu di Sulawesi Tengah dan dimasukkan ke Sekolah Menengah Atas Negeri Palu.

Karier Militer:

Setelah menamatkan pendidikan sekolah menengah atas pada tahun 1976, Paulus mendaftarkan diri dan diterima sebagai siswa AKABRI. Ia lulus dari AKABRI dan dilantik pada tahun 1981. Paulus menjalani kursus singkat dalam bidang infanteri selama beberapa bulan setelah ia dilantik. Ia bergabung dengan kesatuan Komando Pasukan Sandi Yudha (Kopassandha, sekarang Kopassus) usai menamatkan kursus tersebut dan ditempatkan sebagai komandan salah satu peleton. Kariernya di Kopassus menanjak, mulai dari komandan sub tim, tim, batalyon, dan grup, hingga ia diangkat sebagai Komandan Detasemen Khusus 81 pada tahun 2001.

Dua tahun menjabat sebagai orang nomor satu di Detasemen Khusus 81, Paulus dipindahkan ke luar lingkungan Kopassus. Ia dipindahkan ke Komando Daerah Militer I/Bukit Barisan di Sumatera Utara dan mengemban jabatan sebagai Asisten Operasi Kepala Staf Daerah Militer (Asops Kasdam) dari tahun 2003 hingga 2005 dan Komandan Resimen Induk Daerah Militer (Danrindam) dari tahun 2005 hingga 2006. Dari Sumatera Utara, Paulus dimutasi kembali ke Jakarta untuk menjabat sebagai Komandan Resor Militer 052/Wijayakrama. Di tengah masa jabatannya, Paulus terpilih menjadi komandan upacara penurunan bendera dalam upacara HUT Republik Indonesia pada tanggal 17 Agustus 2006.

Setelah satu tahun bertugas sebagai danrem, pada tanggal 5 Oktober 2007, Paulus dimutasi ke Komando Pembina Doktrin, Pendidikan dan Latihan Angkatan Darat sebagai Direktur Latihan. Paulus menyerahkan jabatan danrem kepada Kolonel Inf. Sonny Widjaja pada tanggal 29 Januari 2008. Sesuai dengan jabatan barunya, Paulus memperoleh kenaikan pangkat menjadi brigadir jenderal.

Pada tanggal 23 Oktober 2009, Panglima TNI mengeluarkan surat keputusan yang mengangkat Paulus sebagai Komandan Jenderal Kopassus, menggantikan Pramono Edhie Wibowo. Jabatan tersebut secara resmi diserahkan kepada Paulus dalam upacara yang dilangsungkan di Markas Komando Kopassus pada tanggal 4 Desember 2009. Pangkat Paulus kemudian dinaikkan menjadi mayor jenderal dua minggu setelah serah terima jabatan. Ia menjabat hingga digantikan oleh Wisnu Bawa Tenaya pada tanggal 15 September 2011. (Jeffry Pay)

Berita Terkait

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *


Top