“People Power from Minahasa” untuk Prabowo 


Foto: Prabowo mencium seorang anak bayi, yang “disodorkan” orang tuanya dari pinggir jalan pada Prabowo yang berdiri di sunroof mobil. Sebuah potret yang penuh makna.

Oleh: Joppie Worek 

TIDAK disangka, Senin 5 Febuari 2024 Bumi Minahasa bergelora dan mempersembahkan People Power hanya karena menjemput Sang Putera Minahasa, Prabowo Subianto – Sigar.

Gelombang massa spontan turun ke jalan-jalan hanya untuk melihat dan melambaikan tangan kepada Sang Jenderal.
Sebagian lainnya turun ke Manado sejak pagi hingga malam hari. Juga untuk melihat Prabowo di atas panggung.

Prabowo diperlakukan laksana seorang pahlawan, dijemput, dikawal, dieluk-elukkan di sepanjang jalan dari Bandara hingga Langowan, kota kecil tempat kelahiran ibunya. Prabowo harus berdiri berjam-jam di mobil menyapa rakyat yang tumpah di jalan-jalan.

Peristiwa itu sendiri dimulai sejak pesawat yang ditumpangi Prabowo mendarat di Bandara Sam Ratulangi. Ribuan massa telah memadati kawasan Bandara Sam Ratulangi. Prabowo membutuhkan waktu sekitar satu jam untuk keluar dari kawasan bandara karena “dihadang” ribuan pengunjung. Tak tega dia mendengar teriakan histeris yang “mengepung” kendaraan yang ditumpangi. Dia menyapa, memberi salam dan hormat pada massa.

Ratusan kendaraan penjemput ikut menyatu menghantar Prabowo membentuk iring-iringan kendaraan sepanjang dua kilometer yang terlihat dari atas jembatan Jalan Interchange, Kairagi yang sempat tertahan macet.

Memasuki Kota Tomohon, Prabowo “dihadang” ribuan massa yang memadati kawasan pusat kota di Menara Alfa Omega. Puluhan petugas keamanan harus kerja ekstra untuk sekedar membuka jalan. Prabowo pun tampil berdiri dari sunroof kendaraan putih yang ditumpangi. Kendaraan belum bisa bergerak, massa kembali berteriak histeris sambil mengacungkan tangan. Musik Gemoy dan orasi seseorang membakar massa di sekitar di Monumen Alfa Omega. Hampir satu jam Prabowo tertahan di pusat Kota Tomohon.

Aksi mencegat rombongan Prabowo kembali terjadi di Pusat Kota Kawangkoan. Di sini ribuan massa yang tumpah ke jalan dan memaksa Prabowo tampil lagi dari sunroof kendaraan kemudian menyapa warga yang mengeluk-elukkannya. Hal yang sama juga terjadi Tompaso.

Memasuki Kota Langowan, seratusan ribu massa telah menanti Sang Putera Langowan.

Hampir tak ada cela kosong di Kota Langowan. Lautan manusia tumpah ruah di jalan hingga di lapangan tempat pertemuan. Laki perempuan, tua muda; bahkan anak-anak sekolah di pinggir jalan ikut mengeluk-elukan Prabowo. “Tuama… Tuama… Presiden” begitu antara lain ekspresi sambutan massa di Langowan.

Gegap-gempita dan sorak sorai massa pecah saat kendaraan Prabowo memasuki Lapangan Scwarz Langowan. Lapangan ini tak mampu menampung tumpahan massa dari berbagai penjuru Minahasa dan daerah lainnya.

Di sini Prabowo tampil menyapa massa. “Saudara-saudara saya datang ke negeri leluhur saya Langowan untuk memohon dukungan dan doa restu,” kata Prabowo. Mendengar ini gemuruh massa menghentikan pidato Prabowo untuk beberapa saat.

Setelah sekitar dua jam di Langowan, Prabowo harus menuju Manado karena lautan manusia telah menunggu di kawasan Lapangan KONI Sario. Bahkan puluhan ribu massa pendukung tak lagi bisa memasuki kawasan Lapangan KONI. Mereka tertahan di Jln Samratulangi dan kawasan Bolevard. Dalam perkiraan massa yang berada di luar kawasan Lapangan KONI Sario jauh lebih banyak dibanding yang bertahan di lapangan.

Prabowo dan rombongan baru bisa tiba di Lapangan KONI Sario Manado jelang malam. Dalam guyuran hujan, Prabowo larut bersama massa yang basah kuyup setelah diguyur hujan.

Melihat massa yang basah kuyup, Prabowo tak berlama-lama, dia langsung menyapa massa. “Saya tidak takut basah, kalian basah saya juga basah” teriak Prabowo disambut histeris massa yang sebagian telah hadir sejak pagi hari. “Saya tahu orang Minahasa setia,” katanya.

Dalam keadaan basah kuyup Prabowo menghangatkan suasana dengan meneriakkan pekik Minahasa, “I Yayat U Santi… I Yayat U Santi… I Yayat U Santi,”. Pekik itu disambut dengan teriakan khas, Uhuuu.. Uhuuu Uhuuu… oleh massa. Massa seperti terbakar berteriak-teriak sambil mengacungkan dua jari. “Presiden Presiden Presiden” teriak massa.

Ribuan sinar lampu HP massa di lapangan ikut menambah suasana meriah. Masih dalam guyur hujan, setelah berpidato, Prabowo mengajak massa berjoget Gemoy bersama.

Kembali massa berjingkrak dan berjoget bersama Prabowo. Aneka bendera partai ikut dikibarkan, Prabowo pun beberapa kali berjoget dengan iringan musik Gemoy, “Oke gas oke Gas… Tambah dua Torang gas”. Prabowo pun pamit dan berterima kasih.

CATATAN ini, sekiranya bisa menjadi dokumen sejarah “People Power di Tanah Minahasa”. Sebab, paling tidak selama Orde Baru hingga Orde Reformasi sekarang ini, kita belum pernah menyaksikan tumpahan massa sebanyak ini hanya untuk sebuah momentum, menyambut Prabowo. Ini juga bisa jadi catatan budaya politik yang hangat, damai dan dinamis di Sulawesi Utara.

Sebuah unjuk rasa ingin bertemu Sang Calon Presiden, Unjuk rasa dan tekad mendukung Prabowo Subianto.

Selan massa partai, himpunan massa tanpa rekayasa, tanpa bayaran itu memang mengejutkan banyak pihak. Massa yang berpartisipasi rela berlama-lama menunggu dengan setia, massa yang rela basah kehujanan, massa yang rela berdiri di pinggir jalan-jalan hanya untuk melihat dan menyapa Sang Calon Presiden, Prabowo Subianto. (***)

==============
Tulisan ini saya dokumentasikan dan dedikasikan untuk Tuama dan Wewene Minahasa, generasi yang akan datang nanti. Bahwa di Minahasa pernah terjadi People Power Riang Gembira dan perlu dikenang. (Joppie Worek, seorang wartawan senior)

Berita Terkait

Top