Penjelasan Menteri Kesehatan di Hadapan Masyarakat Informatika Kesehatan
ADA penelitian yang mengatakan bahwa saat ini, jumlah masyarakat (khususnya generasi muda) yang mempercayai tenaga medis sebagai pihak yang pertama untuk berkonsultasi masalah kesehatan semakin menurun (hanya sekitar 40% dan akan semakin menurun). Menanggapi hal tersebut, pihak Kemenkes telah menyiapkan road map (peta jalan) yang akan membawa Komunitas Kesehatan Indonesia ke arah yang lebih modern berbasis Teknologi Informasi.
“Kemajuan teknologi tak bisa ditolak, yang bisa kita lakukan hanya ikut memanfaatkan dan terus berusaha menjadi terdepan”, demikian penjelasan Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin (BGS) pada acara webinar bersama dr. Erik Tapan, MHA, Jumat 3 Mei 2024.
Mulai dari platform Satu Sehat, meningkatkan aksesibilitas pasien terhadap layanan kesehatan dengan Teknologi Informasi hingga single sign on pada aplikasi-aplikasi Kemenkes, dll.
Ke depan, dengan memanfaatkan Satu Sehat, masyarakat/pasien, tenaga medis dan tenaga kesehatan lainnya bisa saling terhubung difasilitasi oleh teknologi Artificial Intelligence / AI.
Tentu masing-masing pihak bisa merasakan keuntungannya. Misalnya untuk gejala penyakit yang ringan tak perlu pasien berkonsultasi / bergantung pada dokter yang masih relatif minim jumlahnya. Bahkan -turut didemokan Pak BGS pada kesempatan tersebut- bagaimana teknologi kedokteran yang bisa membaca hasil rontgen, USG hingga Patologi Anatomi.
Dokter sendiri pun dalam menjalankan prakteknya baik perorangan maupun klinik akan dibantu urusan administrasinya dengan memanfaatkan aplikasi yang berada di cloud / awan. Artinya tanpa harus punya server dan tenaga IT sendiri, dokter praktek / klinik bisa mengisi Rekam Medis Elektronik / RME yang telah terhubung dengan Satu Sehat. Dan ini gratis.
Turut mendampingi audiensi dengan Menkes, pengurus Perhimpunan Digital Medis Indonesia (PDMI), dr. M. Saptadji (Ketua) dan dr. Grace Cielie (Sekjen).
Mengingat perkembangan jaman, semoga roadmap ini bisa dilaksanakan dan diwujudkan Kemenkes, siapapun Menterinya. Sungguh sayang jika projek ini sampai berhenti atau mengalami perlambatan.
Harapan penulis, Presiden berikutnya bisa memperhatikan hal ini, sehingga bisa memilih penerus yang tepat di Kementrian Kesehatan. (*)