Pemilihan Bupati Minahasa 2024 Bakal Dipengaruhi Hasil Pilpres


MINAHASA, CahayaManado.com–Nuansa pemilihan Presiden yang baru saja lewat, diramalkan akan menjadi ukuran dalam  pemilihan Bupati Minahasa 2024. Tampaknya hasil pemilihan Presiden akan mempengaruhi peta pilihan rakyat.

Dalam pemilihan Presiden, pemilih Prabowo-Gibran di Kabupaten Minahasa mampu mengalahkan pemilih Ganjar-Mahfud. Hasil perhitungan suara Prabowo-Gibran meraih hampir 76 persen suara pemilih di Minahasa. Sedangkan Ganjar-Mahfud hanya meraih 21,82 persen. Sedangkan Anies-Muhaimin hanya 2,24 persen.

Itu artinya dominasi PDIP di Minahasa tak mampu menguasai suara pemilih untuk memenangkan Ganjar-Mahfud.

Meskipun di pemilihan legislatif PDIP Masih unggul, tapi dalam pemilihan Bupati Minahasa nanti, tampaknya akan terjadi perang baru antara kubu Koalisi Indonesia Maju dengan Koalisi yang didukung PDIP.

Di kalangan rakyat Minahasa sendiri, sudah banyak tagline “ganti warna”. Artinya ada keinginan untuk menggantikan dominasi partai merah, yaitu PDIP.

Soliditas Koalisi Indonesia Maju akan diuji di Pilkada Minahasa. Kalau saja mayoritas pendukung Prabowo-Gibran tetap menyatu untuk memenangkan pemilihan Bupati Minahasa, maka kemungkinan besar akan terjadi perubahan kekuasaan di Minahasa.

Yang jadi persoalan siapa figur yang laku dijual dalam Koalisi Indonesia untuk maju sebagai calon Bupati Minahasa.

Memang untuk saat ini di kubu Prabowo-Gibran terlihat masing-masing partai mau menjagokan figurnya masing-masing.

Di Golkar ada nama Okstesi Runtu, anak dari mantan Bupati Minahasa S Vreke Runtu. Di Gerindra ada Perly Pandeiroth dan di Demokrat  ada Roger Mamesah. Selain nama-nama tersebut, ada juga pemain lama yang mulai digadang, yaitu Hengky Arthur Gerungan yang pernah diusung Partai Gerindra.

Sementara di kubu PDIP nama Robby Dondokambey masih jadi pilihan utama. Meskipun ada pula yang masih menggaungkan nama Royke Roring untuk maju di periode kedua.

Bila melihat dari peta kekuatan saat ini, maka PDIP Masih harus diperhitungkan kekuatannya. Karena PDI masih mendominasi kursi legislatif.

Sementara Gerindra juga cukup dominan. Dan bila melihat kekuatan politik nasional, dimana Gerindra menjadi pemegang kekuasaan Eksekutif, maka akan sinkron bila Gerindra dan Koalisi Indonesi Maju menjadi penguasa baru di Minahasa.

Untuk meraih kekuasaan di Minahasa, maka Gerindra dan sejawatnya di Koalisi Indonesia maju, harus bisa bersatu dan mengusung calon yang kuat, baik popularitasnya, maupun elektabilitasnya.

Dari kubu Gerindra, memang saat ini masih menyaring nama-nama bakal calon.

Menurut Daniel Pangemanan, SH, MH, yang adalah caleg Gerindra di Dapil 3 Minahasa, sampai saat ini partai Gerindra masih menjagokan Perly Pandeiroth sebagai calon Bupati Minahasa. “Apakah akan ada perubahan konstalasi nanti, kita tunggu saja,” ujar Daniel Pangemanan yang memperoleh suara terbanyak dari Partai Gerindra Dapil Minahasa 3 (Langowan Raya).

Daniel yang disebut-sebut bakal mempunyai kans mengisi kedudukan Wakil Ketua DPRD Minahasa keterwakilan Partai Gerindra, mengungkapkan, peluang Gerindra dengan Koalisi Indonesia Maju sangat besar untuk menggantikan kekuasaan di Minahasa. “Karena bila melihat hasil Pilpres yang mana kubu Prabowo-Gibran bisa mencapai 76 persen, maka jangankan 76 persen, 60 persen saja yang masih solid maka pasti bisa mengalahkan dominasi PDIP,” tuturnya. (Jeffry Pay)

Berita Terkait

Top