Olly Dondokambey di Antara Megawati, Jokowi dan Prabowo


Olly Dondokambey saat bertemu Prabowo Subianto 

Oleh JEFFRY PAY 

MANADO, CahayaManado.com–Dunia politik akan selalu menarik untuk diamati dan dibicarakan. Di antara beragam berita Nasional maupun lokal terkait Pemilu yang baru saja usai dan berekor ke isu hak Angket dan gugatan ke MK, terseliplah berita yang juga “gurih” untuk dinikmati. Yaitu pemberitaan seputar Prabowo Subianto menjenguk Olly Dondokambey di awal Maret saat sempat dirawat di salah satu rumah sakit di Jakarta.

Sebelumnya ramai pula diberitakan pada saat Presiden RI Joko Widodo berkunjung ke Manado, saat pulang ke Jakarta, Jumat 23 Februari 2024, secara spontan Jokowi mengajak Olly Dondokambey ikut bersama naik pesawat kepresidenan menuju ke Jakarta.

Tentu banyak spekulasi ajakan Jokowi terhadap Olly Dondokambey. Bisa dibayangkan dalam perjalanan 3 jam Manado-Jakarta, apa saja yang dibicarakan keduanya.

Dan sudah bisa ditebak, Olly adalah Bendahara Umum PDIP yang diharapkan bisa mencairkan suasana panas antara kubu Ganjar-Mahfud dan Prabowo-Gibran, yang baru saja usai bertarung di Pilpres.

Olly Dondokambey memang adalah orang kepercayaan Ketua Umum PDIP Megawati. Dan Olly juga sangat dekat dengan Joko Widodo dan Prabowo Subianto.

Kalau kita rajin membaca perkembangan politik, kita akan tahu bahwa sebetulnya di awal-awal pencalonan Presiden, Olly Dondokambey lebih condong mencalonkan Puan Maharani sebagai calon Presiden dari PDIP. Tapi hasil survei menunjukkan Puan kurang diminati rakyat. Sementara survei menunjukkan hasil Ganjar Pranowo masih lebih tinggi elektabilitasnya. Padahal di internal PDIP banyak pula yang tidak suka dengan Ganjar sebagaimana juga Olly. Tapi apa boleh buat, keputusan prerogatif Megawati akhirnya menunjuk Ganjar untuk jadi petugas partai.

Mau tidak mau Olly harus tunduk dalam satu Komando, tegak lurus untuk mendukung Ganjar. Padahal sebelumnya sudah ada “tawar menawar” agar PDIP dan Gerindra berkoalisi untuk lebih mudah memenangkan “pertandingan”. Hanya saja terjadi tarik menarik siapa Presiden dan siapa Wakil Presiden. Tentu saja Prabowo Subianto berkeinginan sebagai Calon Presiden dan Ganjar Pranowo diminta jadi Wakil Presiden. Tawaran ini pun tampak dari upaya Joko Widodo untuk mempertemukan Prabowo dan Ganjar. Tapi rupanya PDIP sebagai partai terbesar, mengambil posisi tawar Ganjar yang calon Presiden dan Wakil Presidennya Prabowo Subianto.

Singkat cerita, koalisi itu tidak tercapai, karena masing-masing kubu mempertahankan posisi tawarnya. Yang pada akhirnya masing-masing memilih jalannya. Dan rakyat Indonesia mayoritas memilih Prabowo-Gibran.

Tapi rupanya persaingan antara Koalisi PDIP dengan Koalisi Indonesia Maju masih berlanjut. Mulai dari dorongan dari kubu 03 dan 01 untuk hak Angket DPR sampai gugatan ke Mahkamah Konstitusi.

Di tengah riuhnya berita politik tersebut, terseliplah berita menarik: Prabowo Jenguk Olly Dondokambey yang sedang sakit dan dirawat di salah satu rumah sakit di Jakarta.

Hal itu terungkap mulai dari beredarnya foto Prabowo sedang berjalan bersama staf khusus Gubernur Olly Dondokambey, yaitu Victor Rarung.

Terungkapnya pertemuan antara Prabowo dan Olly tentu menimbulkan banyak spekulasi. Bahwa pertemuan itu lebih pada soal kemanusiaan dan pribadi, tapi lebih dari itu menunjukkan bagaimana sikap kenegarawan Prabowo yang mau merangkul semua komponen bangsa. Padahal semua orang tahu Prabowo-Gibran menang telak di Sulawesi Utara. Bahkan persentase kemenangan Prabowo-Gibran yang elektabilitas mencapai 75 persen, merupakan yang tertinggi di seluruh Indonesia. Dan semua orang tahu di Sulut adalah kandang Banteng, dimana Bendahara Umum PDIP Olly Dondokambey berkuasa di sini.

Di balik persaingan antara pendukung Prabowo-Gibran dan Ganjar-Mahfud di Sulut, banyak orang mungkin lupa bahwa sebelum Pilpres berlangsung, antara Prabowo dan Olly sebetulnya sudah lama terjalin keakraban.

Keakraban Prabowo dan Olly itu terjalin karena Prabowo akhirnya bergabung dalam Pemerintahan Jokowi. Kemudian secara kekerabatan, Prabowo adalah keturunan Minahasa.

Keakraban Prabowo dan Olly juga tercermin dari pembangunan kembali Monumen Penginjil Johann Gotlieb Schwarz di kompleks Gereja GMIM Sentrum Langowan. Keduanya saling mendukung untuk pembangunan tersebut. Meskipun di balik pembangunan itu seorang Steven Kandouw membuat kegaduhan. Dimana ramai cerita tentang “ditowo-towokan”. Steven saat kampanye di taman Citawaya Langowan menyebutkan Patung Schwarz yang membangunnya adalah Olly Dondokambey. Dan Steven juga menyinggung pribadi Prabowo yang katanya mengaku-ngaku orang Langowan, tapi tidak pernah ke Langowan. Tapi akhirnya Steven meminta maaf atas kesalahan itu.

Kembali pada soal Olly dalam lingkaran Megawati, Jokowi dan Prabowo. Olly Dondokambey tampaknya menjadi katalisator hubungan antara kubu PDIP dengan Prabowo-Gibran yang baru saja memenangkan pemilihan Presiden dan Wakil Presiden.

Hal ini nampak dari belum adanya keseriusan PDIP untuk ikut melakukan Hak Angket sesuai keinginan Ganjar-Mahfud.

Tentu Megawati sedang berhitung secara cermat untuk masa depan PDIP sendiri. Karena di satu sisi PDIP mengalami penurunan dukungan rakyat, di sisi lain PDIP masih harus menentukan sikap, apakah nanti mau bergabung dengan Pemerintahan Prabowo-Gibran, atau memilih oposisi.

Dalam situasi ini Olly Dondokambey adalah salah satu pemegang kartu truf untuk mencairkan suasana panas. Karena dalam perjalanan selanjutnya, masih ada pemilihan kepala daerah (Pilkada) serentak. Bukan tidak mungkin di Pilkada PDIP bisa berkoalisi dengan Partai manapun, termasuk partai-partai pendukung Prabowo-Gibran.

Di Sulut misalnya, pemilihan Gubernur, Bupati dan Walikota akan banyak ceritanya. Dan pasti akan selalu menarik untuk diceritakan. (Jeffry Pay)

Berita Terkait

Top