MKEK IDI Melarang Dokter Promosi Produk Kesehatan di Social Media, Kecuali…


Oleh dr Erik Tapan MHA 

Penulis sangat mendukung apa yang menjadi himbauan dari Majelis Kehormatan Etik Kedokteran (MKEK) Ikatan Dokter Indonesia (IDI) baru-baru ini, yaitu melarang anggotanya untuk melakukan promosi kesehatan di social media kecuali tetap mengutamakan etik dalam setiap postingan yang diunggah. Dan dokter boleh memperkenalkan produk kesehatan yang terbukti dan diakui secara medis, direkomendasikan oleh para ahli, didokumentasikan dan dipublikasikan di jurnal ilmiah serta diterima oleh masyarakat ilmiah.

(sumber: detikhealth.com & katadata.co.id)

Sangatlah bijak, sebagai organisasi Dokter terbesar di Indonesia, IDI tidak sembarangan melakukan pelarangan. Jaman telah berubah. Kalau dahulu masyarakat masih mengganggap dokter atau tenaga kesehatan sebagai satu-satunya sumber informasi, tidak untuk saat ini. Dengan perkembangan teknologi informasi, semua orang bisa menjadi nara sumber produk kesehatan. Kalau dahulu hanya para dokter yang sering diberi panggung di media massa untuk urusan kesehatan, sekarang semua orang bisa mencari panggung sendiri.

Sebagai pengamat Teknologi Informasi khususnya Kesehatan, penulis melihat semakin bombastis suatu produk yang ditawarkan, semakin banyak audiens penontonnya. Contohnya menawarkan suatu produk kesehatan yang bisa menyembuhkan gagal ginjal / cuci darah atau penyakit kencing manis. Pastilah informasi tersebut ramai kolom tanya jawabnya dibandingkan dengan mereka yang mengatakan bahwa Gagal Ginjal atau Sakit Gula tidak bisa disembuhkan hanya bisa dikontrol. Masyarakat sudah tidak peduli lagi, apakah sumber informasi itu kompeten atau tidak.

Jadi jika ada larangan para dokter untuk melakukan promosi/pengenalan suatu produk kesehatan maka ke depan ruang-ruang media sosial hanya akan (lebih banyak) diisi para penjual yang bukan dokter. Bayangkan bagaimana pengetahuan masyarakat ke depan akan dibawa.

Tentu tidak bisa dipungkiri ada beberapa teman sejawat yang agak kebablasan menawarkan suatu produknya. Mungkin karena sangat yakin dengan keampuhan produk yang ditawarkan tersebut. Tapi sebagai seorang dokter, pasti yang bersangkutan tahu mengenai etik dan pasti akan ada respons dari teman-teman sejawat dalam satu groupnya.

Jadi sekali lagi mari kita dukung himbauan / larangan dari IDI tersebut sambil terus berupaya membuat video-video edukasi yang menarik.

Contoh video-video edukasi dari Dokter Internet,

– Sakit Ginjal tidak perlu cuci darah, https://youtu.be/Op0jGUtrZns

– Gagal Ginjal pada bayi dan anak, tips pencegahannya, https://youtu.be/49KQLbojxOg

– Kapan sebaiknya cuci darah tanpa perlu lihat hasil laboratorium, https://youtu.be/ig0blp6cRrc
CERDIKLAH, cara ampuh cegah sakit ginjal, https://youtu.be/UglfIiuT-bk

Bagaimana pendapat Anda?

Berita Terkait

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *


Top