Langowan Menuju Kota Agropolitan: Tantangan dan Solusi

Oleh: Dr. Ir Dwight Mooddy Rondonuwu, ST, MT
(Dosen Arsitektur Fakultas Teknik Unsrat Prodi Perencanaan Wilayah dan Kota)
Langowan, merupakan wilayah yang kaya akan potensi pertanian di Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara, memiliki kesempatan besar untuk berkembang menjadi kawasan agropolitan. Apa itu kawasan agropolitan? Pada dasarnya, agropolitan adalah sebuah konsep pembangunan berbasis pedesaan yang mengedepankan pertanian dan agribisnis sebagai sektor unggulan. Di kawasan seperti Langowan, konsep ini bertujuan untuk memacu perekonomian melalui pengembangan infrastruktur pendukung, seperti jalan usaha tani, irigasi, dan fasilitas penyimpanan hasil pertanian. Dengan demikian, potensi pertanian di Langowan bisa lebih dioptimalkan, tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan lokal, tetapi juga untuk menembus pasar yang lebih luas. Konsep agropolitan, yang mengutamakan pembangunan pedesaan berbasis pertanian dan agribisnis, dapat menjadi solusi bagi peningkatan ekonomi masyarakat Langowan. Namun, untuk mewujudkan hal ini, berbagai tantangan harus diatasi, terutama dalam hal infrastruktur pertanian.
Infrastruktur pertanian merupakan tulang punggung dari setiap kawasan agropolitan. Tanpa infrastruktur yang memadai, seperti akses jalan yang baik, irigasi yang efektif, serta fasilitas penyimpanan yang cukup, hasil pertanian tidak bisa dikelola dan dipasarkan secara optimal. Hasil penelitian terbaru yang dilakukan Talumewo et.al (2023) menunjukkan kondisi infrastruktur di Langowan masih membutuhkan banyak perbaikan. Jalan usaha tani, yang sangat vital bagi mobilitas petani, sebagian besar berada dalam kondisi rusak, sehingga menghambat distribusi hasil pertanian. Petani sering kali kesulitan membawa hasil panen ke pasar, yang menyebabkan penurunan kualitas produk dan potensi kerugian ekonomi. Selain masalah jalan, irigasi juga menjadi tantangan serius. Langowan sering mengalami kekurangan pasokan air saat musim kemarau. Menurut Rustiadi dan Pranoto (2007), kawasan agropolitan yang berhasil harus memiliki sistem irigasi yang andal, yang dapat mendukung pertanian sepanjang tahun. Tanpa air yang cukup, produktivitas pertanian menurun drastis, dan ini tentunya berdampak langsung pada kesejahteraan petani.
Untuk mengatasi tantangan tersebut, ada beberapa solusi yang dapat diterapkan. Pertama, pembangunan infrastruktur jalan yang lebih baik dan pemeliharaan jalan yang sudah ada harus menjadi prioritas. Jalan yang layak akan memudahkan para petani mengangkut hasil bumi mereka dengan cepat dan aman ke pusat distribusi atau pasar. Kedua, penyediaan fasilitas irigasi yang memadai, seperti bak penampungan air dan saluran irigasi yang terhubung langsung ke lahan pertanian, akan sangat membantu dalam menjaga stabilitas produksi saat musim kemarau tiba. Sub terminal agribisnis juga sangat penting untuk dibangun di Langowan. Dengan adanya fasilitas ini, proses distribusi hasil tani bisa lebih terorganisir dan efisien, sehingga petani dapat menjual produk mereka dengan harga yang lebih baik. Gudang penyimpanan hasil pertanian juga perlu ditingkatkan, sehingga hasil panen bisa disimpan dengan aman sebelum dipasarkan, yang pada akhirnya akan mengurangi kerugian pasca-panen.
Berdasarkan RTRW Kabupaten Minahasa Tahun 2014-2034, Langowan telah ditetapkan sebagai bagian dari kawasan pengembangan agropolitan “Pakakaan” (Tompaso, Kawangkoan, Kakas, dan Langowan). Ini memberi landasan hukum dan arahan yang jelas bagi pemerintah dan masyarakat dalam mengembangkan Langowan menjadi pusat pertanian yang terdesentralisasi dan berkelanjutan. Selain intervensi dari pemerintah, peran aktif masyarakat dalam menjaga dan merawat infrastruktur yang sudah ada sangat penting. Saragih (2015) mengungkapkan bahwa pengembangan kawasan agropolitan harus didukung oleh sinergi antara masyarakat dan pemerintah. Ini berarti, masyarakat tidak hanya sebagai penerima manfaat, tetapi juga sebagai pelaku utama yang berperan dalam menjaga keberlanjutan infrastruktur pertanian.
Mewujudkan Langowan sebagai kawasan agropolitan bukanlah hal yang mudah, tetapi dengan kerja sama antara pemerintah, masyarakat, dan pihak terkait, tantangan-tantangan tersebut bisa diatasi. Pengembangan infrastruktur yang tepat akan mempercepat pertumbuhan ekonomi lokal, meningkatkan produktivitas pertanian, dan pada akhirnya, menjadikan Langowan sebagai sentra agribisnis yang berdaya saing tinggi. Langowan memiliki segala potensi untuk menjadi kawasan agropolitan unggulan. Kini, yang diperlukan adalah komitmen bersama untuk membangun infrastruktur yang memadai, agar pertanian di Langowan bisa berkembang lebih pesat dan berkelanjutan. Dengan langkah-langkah konkret yang didukung oleh regulasi dan keterlibatan masyarakat, Langowan bisa menjadi contoh sukses pengembangan kawasan agropolitan di Sulawesi Utara. (*)