Koalisi Prabowo-Gibran di Sulut Terpecah, Peluang PDIP Menguat


MANADO, CahayaManado.com–Dengan berjalannya waktu, tak terasa sekitar empat bulan lagi Pilkada serentak akan dilaksanakan. Para kandidat calon semakin mengkristal, meskipun penetapan secara resmi masih berdinamika.

Partai Gerindra baru saja mengumumkan calon Gubernur Sulut lewat Sekretaris DPP Ahmad Muzani, yaitu Yulius Selvanus.

Disusul Partai Demokrat melalui Ketua Umum Agus Harimurti Yudhoyono mengumumkan nama Elly Engelbert Lasut yang berpasangan dengan Michaela Paruntu.

Melihat kedua poros ini, maka semakin jelas kubu Koalisi Prabowo-Gibran di Sulut menjurus terpecah. Memang sebagaimana pendapat yang mengemuka bahwa lain Pemilihan Presiden (Pilpres) lain Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada).

Gerindra sendiri masih harus mencari Koalisi untuk meraih tiket. Dan tampaknya mengarah ke Nasdem, yang adalah ‘musuh’ di saat Pilpres.

Sementara melihat Elly Lasut berpasangan dengan Michaela Paruntu, merupakan indikasi perpaduan Demokrat dan Golkar.

Kalau kedua kubu ini resmi menjadi calon, maka akan muncul tiga pasangan calon di Pilkada Sulut.

Yang masih ditunggu adalah pasangan calon dari PDIP. Meskipun Steven Kandouw masih jadi calon utama, tapi siapa tahu di menit-menit akhir, lain ceritanya. Karena baik dari mulut ke mulut, maupun penampakan di lapangan, ada nama Rita Maya Tamuntuan (RMT). Sebagaimana kita lihat mulai bermunculan baliho RMT di jalan-jalan. Siapa pasangan calon yang akan diusung PDIP memang masih misteri. Bisa saja Steven Kandouw berpasangan dengan Rita Maya Tamuntuan.

Kalau akhirnya muncul tiga poros ini, maka hitungan politik kubu PDIP sangat diuntungkan dengan terpecahnya Koalisi Prabowo-Gibran.

Fenomena pindah ke lain hati juga akan mewarnai Pilkada Sulut. Mereka yang tidak suka dengan Yulius Selvanus kemungkinan akan menyeberang ke kubu lain. Di Gerindra sendiri tidak semua akan mendukung Yulius Selvanus. Apalagi Conny Rumondor, mantan Ketua DPD Gerindra Sulut masih punya pengaruh. Begitu juga pendukung Prabowo-Gibran banyak yang masih mendukung bakal calon yang pernah mendaftar di Gerindra. Karena para bakal calon yang pernah mendaftar merasa kecewa karena dilecehkan dan diabaikan.

Mereka ini bisa saja mendukung Elly Lasut, tapi juga bisa ke Steven Kandouw atau Rita Tamuntuan.

Begitu juga yang tidak suka Elly Lasut bisa pindah ke Yulius Selvanus atau ke Steven Kandouw/Rita Tamuntuan.

Sementara harus diakui kubu PDIP punya pendukung yang solid dan militan. Tapi juga banyak yang kecewa dengan PDIP. Dan sudah pasti mereka juga akan pindah ke kubu Elly Lasut atau Yulius Selvanus.

Dan tidak menutup kemungkinan muncul golongan putih (golput) yang tidak mempunyai pilihan di antara ketiga calon tersebut.

Meskipun di masa Pilpres Koalisi Prabowo-Gibran menguasai 75 persen, tapi di Pilkada Sulut akan lain ceritanya. Karena di Pilkada Sulut kekuatan ongkos politik sangat menentukan. Apalagi kubu PDIP masih menguasai sejumlah Kabupaten/Kota. Artinya mereka masih punya amunisi dan juga ambisi.

Selain itu, identitas calon berkaitan dengan suku, agama dan rekam jejak pasti akan jadi pertimbangan. Karena Pilkada itu konteksnya adalah pemberdayaan masyarakat lokal. Artinya Sumber Daya Manusia dari daerah itu sendiri yang harus diutamakan.

Dewan Pimpinan Pusat (DPP) masing-masing Partai memang punya kekuasaan menentukan calon, tapi rakyat punya kekuasaan untuk memilih.

Tapi dari ketiga poros ini, bukan tidak mungkin mengalami perubahan. Karena politik selalu dinamis. Itu semua akan menjadi pasti kalau sudah diumumkan KPU. Selamat berkontestasi. (Jeffry Pay)

Berita Terkait

Top