Irjen. Ronny Sompie: Saya Tak Bagikan Uang Saya untuk Membeli Suara

CALON legislatif DPR RI Irjen Dr. Ronny Sompie, SH,MH baru saja membaca Renungan Harian di cahayamanado.com terbitan Rabu 28 Februari 2024, yang berbicara tentang bagaimana kita harus berkorban bagi Tuhan Yesus Kristus, sebagaimana Kristus telah mengorbankan dirinya untuk menebus dosa kita.
“Terima kasih Renungan Harian sebagai sarapan pagi hari ini yang telah menyirami pikiran dan hati saya untuk berani berkorban bagi Tuhan Yesus Kristus,” ujar Ronny Sompie yang baru saja mengikuti seluruh tahapan Pemilu 2024.
Saya memberikan apresiasi dan ucapan terima kasih kepada warga Sulut yang telah memilih saya sebagai Caleg DPR RI dari Partai Golkar dalam Pemilu 2024 yang lalu.
Saya juga sangat berterima kasih dan memberikan apresiasi kepada kawan-kawan yang telah membantu saya sebagai Tim Sukses, Tim Relawan dan sebagainya selama persiapan PEMILU 2024 yang lalu.
Saya sangat suka dengan antusiasme warga Sulut untuk memilih PASLON 02 Prabowo Gibran sebagai Capres dan Cawapres tanpa pendekatan uang sama sekali.
Justru banyak warga yang secara sukarela membeli baju warna biru muda dan diberi sablon sendiri untuk bisa hadir di Lapangan Langowan dan Lapangan Koni Sario Manado di saat kunjungan Bapak Prabowo Subianto.
Ronny Sompie kemudian bercerita, “ketika lulus SMA Neg 7 Manado (tahun 1980 masih bernama SMPP Neg 29 Manado), saya bercita-cita untuk menjadi dokter atau insinyur sipil. Namun biaya pendidikan menjadi pertimbangan bagi saya disamping memikirkan pendidikan adik-adik saya tiga orang yang harus juga sukses sesuai cita-cita mereka.”
Saya tidak boleh egois, sehingga mencari beasiswa dan masuk AKABRI. Waktu itu masih menjadi satu rekrutmen dan akan ditentukan sesuai hasil rest baik kesehatan maupun psikotest untuk cocok diarahkan ke matra darat (AKABRI Bagian Darat), ke matra laut (AKABRI Bagian Laut), matra udara (AKABRI Bagian Udara) dan matra kepolisian (AKABRI Bagian Kepolisian.
Oleh karena ayah saya adalah purnawirawan TNI AL, saya memilih untuk masuk AKABRI Bagian Laut (sekarang AAL). Namun doa ibunda saya terkabul dan saya diarahkan ke AKABRI Bagian Kepolisian (sekarang AKPOL).
Artinya, keinginan untuk mencari pendidikan yg memberikan beasiswa terkabul, namun pilihan matra tidak sesuai dengan harapan. Saya menerima semuanya dan berjuang menjadi yang terbaik dalam pendidikan.
Saya lulus dari AKPOL tahun 1984 dalam urutan ke 13, masuk 30 besar yang bisa langsung mengikuti pendidikan di Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK) di Jakarta utk mendapatkan gelar Drs (sarjana dibidang Ilmu Kepolisian). Saya menjadi satu-satunya Alumni AKPOL tahun 1984 asal Sulut yg terpilih dalam 30 Perwira Polri masuk PTIK setelah dua tahun magang di Polda Metro Jaya tanpa harus melalui test masuk lagi ke PTIK.
Saya masih berjuang agar menjadi yang terbaik di pendidikan PTIK Angkatan XIII / Widya Pratidina dan lulus tahun 1988 dengan urutan kedua bidang Akademis dan urutan kesatu bidang Fisik (olah raga dan bela diri). Saya juga satu-satunya Perwira Muda asal Sulut yang berpangkat Letnan Satu masuk kelompok 20 besar lulusan terbaik dan ditempatkan di Polda Jatim di tahun 1988.
Perjuangan ini terus berlangsung sampai di tahun 2010 saya menjadi Pati Polri pertama yang memulai jabatan Kepala Biro Pengawasan penyidikan (Biro Wassidik) dibawah Bareskrim Polri. Biro Wassidik diawali oleh saya manajemen pengawasannya, sehingga saya berperan besar utk membangun integritas kinerjanya sebagai bemper bagi pengawasan proses penyidikan Polri sampai ke Polsek se Indonesia di tahun 2010.
Tahun 2013 saya dipercaya menjadi Kepala Divisi Humas Polri (Kadivhumas Polri). Saya adalah Pati Polri asal Sulut yang kedua menjadi Kadivhumas Polri setelah Ibu Brigjen Polwan Dra Jeane Mandagie, SH.
Tahun 2015 saya diberikan kesempatan sebagai Kapolda Bali, namun hanya dalam waktu lima bulan sudah diberi tugas untuk mengikuti open bidding untuk seleksi menjadi Dirjen Imigrasi dibawah Kemenkumham. Akhirnya saya terpilih sebagai Dirjen Imigrasi pada 10 Agustus 2015 oleh TPA (Tim Penilai Akhir) yang dipimpin langsung oleh Bapak Presiden Jokowi bersama Wapres Jusuf Kalla, Men PAN dan RB, Kepala BIN dan Menkumham sebagai Menteri yang mengusulkan.
Tahun 2020 tepatnya tanggal 27 Januari 2020 saya harus rela untuk dialihkan jabatan menjadi Analis Keimigrasi Ahli Utama dibawah Dirjen Imigrasi akibat permasalah Harun Masiku yang simpang siur soal keberadaanya dan menjadi tanggung jawab Penyidik KPK soal penangkapannya.
Akhirnya, pada bulan Maret 2023 saya menerima ajakan menjadi seorang politisi dari Partai Golkar dan diangkat menjadi Fungsionaris Golkar dengan tugas sebagai Caleg DPR RI dapil Sulut.
Perjuangan hidup saya tidak selalu sesuai dengan keinginan pribadi dan bukan berorientasi untuk kepentingan pribadi.
Saya sangat yakin dan percaya bahwa semua yang saya jalankan ini selama menjadi seorang birokrat di Polri dan Imigrasi adalah rencana TUHAN bagi saya.
Oleh karena itu, melakukan tugas sebagai seorang Fungsionaris Golkar dengan tugas sebagai Caleg DPR RI dapil Sulut juga menjadi bagian dari tugas dan rencana TUHAN bagi kehidupan saya. Mungkin saja, pengabdian saya bagi rakyat yang tadinya selama 31 tahun di Polri dan 8 tahun di Imigrasi akan beralih secara khusus memberikan pengadian bagi kepentingan rakyat Sulut secara langsung melalui kehadiran saya di DPR RI.
Semua ini menjadi bagian dari perjuangan saya. Ikhtiar saya jalankan, sambil memohon senantiasa perlindungan, penyertaan dan berkat hikmat, agar saya dibukakan jalan terbaik sesuai dengan Rencana Besar TUHAN YANG MAHA KUASA.
Selebihnya, saya sangat siap untuk melaksanakan tugas apa saja yang memang menjadi Rencana Besar TUHAN bagi kehidupan saya. Bukan kehendak saya yang jadi, tetapi kehendak TUHAN yang jadi dalam kehidupan saya selanjutnya.
Oleh karena itu, saya bersaksi bahwa perjuangan saya sejak bulan April 2023 sampai sekarang ini tidak pernah saya menggunakan uang untuk membeli suara pemilih dalam PEMILU 2024 yang lalu.
Apapun yang terjadi, saya ingin memperbaiki cara melaksanakan sosialisasi dan kampanye dalam PEMILU 2024 yang berangkat dari hati para pemilih yang ikhlas memilih CALEG DPR RI untuk menjadi Wakilnya di DPR RI di Senayan – Jakarta, bukan karena iming-iming uang. Tidak mudah memang, namun saya sangat menikmatinya dengan kerja keras berjuang dan mengunjungi 9 Kabupaten dan 4 Kota di seluruh jajaran Provinsi Sulut, kecuali Kabupaten Talaud dan Kabupaten Sitaro yang belum bisa saya kunjungi.
Ada sukacita yang sangat besar bagi saya, karena selama hidup saya, baru bisa mengunjungi Sulawesi Utara dengan kearifan lokal yang sangat unik dan menarik baik dari geografisnya maupun demografis, budaya dan adat istiadat termasuk keindahan alamnya masing-masing.
Saya telah membuat banyak sekali laporan kegiatan dalam bentuk berita online dan media sosial tentang kunjungan saya ke 9 Kabupaten dan 4 kota tersebut. Sangat luas geografis Provinsi Sulut sebagai daerah pemilihan bagi seorang Caleg DPR RI. Namun itu menjadi tantangan bagi setiap Caleg DPR RI yang berjuang untuk bisa dipilih oleh rakyat yang mempercayainya sebagai wakil rakyat di DPR RI kelak di tahun 2024 – 2029.
Pengorbanan dalam kehidupan ini merupakan manifestasi dari cinta kasih kita kepada sesama kita. Setiap bentuk pengorbanan yang dinyatakan untuk suatu kebaikan akan bernilai dan berdampak positif dalam kehidupan kita secara pribadi maupun berdampak bagi sesama kita.
Kalau kita masih diperkenankan hidup oleh Tuhan Allah sampai hari ini, itu berarti kita diberi kesempatan untuk mengabdi pada-Nya dengan segenap hidup kita. Amin. (*/Jeffry Pay)