Candaan Yenny Wahid di PGI Soal Roh Kudus Dinilai Penistaan Agama Kristen
JAKARTA, CahayaManado.com–Candaan Yenny Wahid soal Roh Kudus saat berada di kantor Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI) bersama Calon Presiden Ganjar Pranowo kini ramai jadi pembicaraan di media sosial.
Yenny Wahid dinilai melakukan pelecehan dan penistaan agama Kristen.
Yoppi Worek, wartawan senior menilai candaan Yenny Wahid ini adalah persoalan serius. “Serius ini!” ujarnya.
“Kepada Yth Yenny Wahid mohon Anda tidak bercanda tentang Yesus dan Roh Kudus demi kepentingan politik. Sekali lagi, Yesus dan Roh Kudus jangan dijadikan bahan candaan. Anda harus minta maaf secara terbuka,” tegasnya.
Ia menambahkan, tergantung PGI mau proses hukum atau tidak, “sebab ini dilakukan di pertemuan resmi dengan PGI, termasuk Gubernur Sulut Olly Dondokambey sebagai salah satu pengurus PGI yang ikut hadir saat itu.”
Hal senada juga disampaikan Fanny Loupaty alias Maemossa. “Kembali kekristenan kita dijadikan guyonan. Gilanya lagi itu dilakukan Yenny Wahid disaksikan langsung Capres Ganjar Pranowo dan Gubernur Olly Dondokambey. Perbuatannya sudah masuk kategori penistaan agama Kristen,” katanya.
“Jadi nyanda cukup kalau Yenny Wahid hanya minta maaf. Menurut saya, dia harus minta ampun kepada umat Kristiani!,” tuturnya lagi.
Sebagaimana dikutip dari detik.com, calon Presiden nomor urut 3 Ganjar Pranowo mengikuti dialog di kantor Persekutuan Gereja-Gereja Indonesia (PGI) didampingi oleh Dewan Penasihat TPN Ganjar-Mahfud, Zannuba Ariffah Chafsoh atau yang lebih populer dengan nama Yenny Wahid. Dalam pertemuan itu, Yenny melontarkan candaan soal umat Kristiani harus memilih Ganjar.
“Umat Kristiani memang harus mendukung Pak Ganjar,” kata Yenny di PGI, Salemba, Jakarta Pusat, Senin, (22/1/2024).
Yenny kemudian berkelakar soal Ganjar berasal dari Jawa Tengah. Dia menyinggung soal Kudus sebagai Kabupaten di Jawa Tengah.
“Pak Ganjar dulu adalah Gubernur Jawa Tengah, Yesus itu adalah Roh Kudus, dan Kudus adanya di Jawa Tengah,” ujar Yenny disambut tawa dan tepuk tangan peserta dialog.
(Jeffry Pay)