Miky-Cherly : Jangan Ada Lagi ASN dan Pejabat di Tomohon Alergi Berfoto
TOMOHON, CahayaManado.com–Tiga periode menjadi Anggota DPRD Kota Tomohon, Ir. Miky Junita Linda Wenur, MAP dan Cherly Mantiri, SH terbilang sangat memahami kondisi dan potensi masyarakat dan daerah kelahirannya untuk dapat mewujudkan Tomohon Maju, Terpercaya dan Sejahtera. Apalagi Miky Wenur dan Cherly Mantiri memiliki kepemimpinan kuat dalam melayani dan mengabdi serta terbukti dan teruji sebagai sosok merakyat dan peduli sesama tanpa perbedaan.
Miky Wenur dan Cherly Mantiri mengatakan, jika Tuhan berkenan dan mendapatkan kepercayaan umumnya masyarakat Tomohon menjadi eksekutif (Walikota dan Wakil Walikota), maka akan membawa warganya hidup dalam keharmonian dan kesejukan ditengah perbedaan status sosial, profesi, agama, golongan, suku, etnis, sub etnis dan warna warni politik. Masyarakat hidup saling menghormati, menghargai, rukun dan damai.
Karena itu, kata Miky Wenur yang pernah menjadi Dosen ITM Tomohon dan pengusaha, kedepan jangan ada lagi ketidakadilan, kesenjangan dan ketimpangan sosial di Tomohon yang sejak dulu dikenal sebagai kota pendidikan dan relegius. Di kota pendidikan dan relegius, jangan pilih-pilih kasih karena perbedaan, sembari mencontohkan yang diperolehnya dari belanja masalah yakni pemberian insentif lansia, penerima bantuan sosial/pangan, umkm, petani. Harusnya, kata Miky Wenur yang pernah menjadi Sekreraris Komisi Wanita/Kaum Ibu Sinode GMIM selama tiga periode dari tahun 2010-2022 mengedepankan kasih dan melayani tanpa perbedaan dan deskriminatif.
Lanjut Miky Wenur isteri dari Senator Ir. Stefanus BAN Liow, MAP bahwa kalaupun benar informasi adanya pemotongan TPP ASN, perjalanan dinas dan pungli lainnya, seperti membebankan biaya kepada ASN terkait menggelar hajatan, maka hak-hak rakyat jangan ‘diamputasi’. Miky Wenur menegaskan juga untuk ASN dan seluruh pelaksanaan pemerintahan, katakanlah nakon, perangkat kelurahan, linmas, petugas kebersihan, Pol PP, kader kesehatan, akan dibuat untuk bekerja dengan keharmonisan dan kesejukan. Jangan dijumpai ada yang alergi berjumpa, bercakap apalagi berfoto, karena merasa tertekan, diancam pemecatan dan alasan lainnya. Kesejahteraan petani sebagai ujung tombak ketahanan pangan dan perekonomian keluarga harus mendapat perhatian dan kepedulian, jangan ada lagi terjadi ketiadaan pupuk bersubsidi akibat kealpaan yang membuat petani menjerit, juga bantuan UMKM harus tepat sasaran. (*/jef)