PKM Masyarakat Desa Ongkaw Dua Tentang Eksplorasi dan Bahaya Jamur Patogen pada Ikan Nila
MINSEL, CahayaManado.com–Pernahkah Anda berpikir ada bahaya mengkonsumsi Ikan Nila? Jika belum, mulailah memikirkan cara pencegahannya, karena bahaya bagi Ikan Nila yang siap dikonsumsi dan dipasarkan itu memang benar-benar ada.
Tim peneliti dari Jurusan Biologi Universitas Sam Ratulangi Drs. Deidy Y. Katili, M.Si bersama Dr. Stella D. Umboh, S.P., M.Si menemukan salah satu jamur patogen (penyebab penyakit) pada ikan nila yang siap dikonsumsi dan dipasarkan di Pasar Bersehati Kota Manado yang diisolasi dari bagian organ sisik, sirip, dan insang ikan yaitu jamur dari famili Aspergillaceae (Aspergillus sp.). Penyakit jamur pada ikan nila ini merupakan ancaman serius bagi budidaya ikan, karena dapat menyebabkan kerugian finansial dan kesehatan ikan yang signifikan, namun selain itu pula jamur patogen ini bisa berbahaya bagi konsumen karena bisa menyebabkan penyakit Aspergillosis. Penyakit infeksi jamur ini umumnya memengaruhi sistem pernapasan, tetapi juga dapat menyebar ke bagian tubuh lain, seperti kulit, mata, dan otak.
Mengingat pentingnya mengetahui bahaya jamur patogen bagi Ikan Nila dan Kesehatan Manusia, maka Tim Pengabdian Kepada Masyarakat FMIPA Unsrat Manado melakukan kegiatan Program Kemitraan Masyarakat Klaster 2 (PKM K_2) di Desa Ongkaw Dua, Kecamatan Sinonsayang, Kabupaten Minahasa Selatan.
Tujuan dan target khusus yang ingin dicapai pada kegiatan PKM ini adalah peningkatan pengetahuan dan ketrampilan Masyarakat Desa Ongkaw Dua dalam eksplorasi jamur patogen ikan nila yang siap dipasarkan dan dikonsumsi.
Untuk mengatasi permasalahan kurangnya pengetahuan Masyarakat tentang bahaya jamur pathogen bagi ikan nila, akan digunakan metode penyuluhan dan pelatihan eksplorasi dan bahaya jamur patogen ikan nila terhadap kesehatan manusia.
Dalam kegiatan PKM ini, dijelaskan oleh Tim bahwa ikan nila banyak diminati oleh kalangan masyarakat menengah ke bawah. Meningkatnya minat masyarakat terhadap ikan nila tidak dibarengi dengan peningkatan produksi ikan nila tersebut. Produksi ikan nila seringkali menjadi hambatan dengan adanya serangan jamur patogen pada ikan nila. Jamur patogen ini pula menyerang ikan nila yang siap untuk dipasarkan bagi konsumen. Masyarakat pada umumnya tidak mengetahui adanya jamur patogen. Lanjut dijelaskan oleh Tim bahwa jamur di ikan nila tidak bisa dilihat oleh mata telanjang tetapi harus diisolasi, purifikasi, dan identifikasi di laboratorium dengan menggunakan mikroskop dan buku identifikasi sehingga bisa diketahui jenis jamurnya sesuai dengan pertanyaan dari Bpk. Buang Rumuat bahwa bagaimana mengetahui keberadaan jamur di Ikan Nila, karena tidak bisa dilihat dengan mata. (*)