Kenangan dan Air Mata untuk Guru Kami, Ibu Syul Lomboan-Palempung
Ibu Syul Lomboan-Palempung
MASIH dini hari Rabu 27 September 2023, saya membuka laman Facebook. Di laman Facebook itu saya lihat ada yang klik “suka” pada tulisan saya tentang guru kami Ibu Juliana “Syul” Lomboan-Palempung, yang saya tulis tahun 2022 lalu.
Firasat saya, kenapa ada orang yang klik “suka” pada tulisan saya sebelumnya. Ada rasa ingin tahu apa yang terjadi dengan Ibu Syul? Ternyata firasat saya benar, banyak teman warga Noongan Raya, Kecamatan Langowan Barat, Minahasa, memposting berita duka meninggalnya Ibu Juliana “Syul” Lomboan-Palempung.
Saat membaca berita duka itu, spontan air mata saya meleleh. Sambil mengusap air mata, saya terkenang dengan Ibu Syul, sejak saya mengenai dia sampai akhirnya Tuhan memanggil dia kembali kepada-Nya.
Untuk pertama kali saya mengenal Ibu Syul waktu kami duduk di kelas 3 SD GMIM Noongan. Itu terjadi tahun 1974.
Saya dan teman-teman sangat bersyukur bisa mengenal dan mendapatkan pengajaran seorang guru yang sangat baik dan ramah. Bagi saya dan teman-teman, Ibu Syul dan juga guru-guru lainnya di SD GMIM Noongan adalah berkat Tuhan bagi kami.
Saya teringat sewaktu duduk di kelas 3, cara dan sikap serta metode pengajaran yang diberikan Ibu Syul sangat memotivasi kami untuk belajar dan meraih cita-cita.
Saya selalu merasa tersanjung, karena Ibu Syul selalu membanggakan saya. Padahal saya sendiri merasa biasa-biasa saja. Sewaktu di kelas 3, sebagai wali kelas Ibu Syul mempercayakan saya sebagai Ketua Kelas. Dan di masa ia menjadi Penatua Remaja di GMIM Sion Noongan, Ibu Syul meminta saya menjadi salah satu Pembina Remaja untuk mendampinginya. Begitu pula ketika ia membuka Sanggar Belajar, beberapa kali saya diminta untuk mengajar anak-anak sanggar. Selesai menjalani pensiun sebagai guru PNS (Pegawai Negeri Sipil), Ibu Syul masih bersedia mengajar sebagai guru honorer di SD GMIM Noongan.
Jadi Guru sampai Umur 81
Pada Kamis 27 Juli 2023 lalu merupakan hari bersejarah bagi seorang guru bernama Ibu Syul. Karena pada hari itu ia harus melepaskan tugasnya sebagai Guru di SD GMIM Noongan, Kecamatan Langowan Barat Kabupaten Minahasa.
Untuk menandai berakhir tugasnya, dilaksanakan ibadah perpisahan yang dipimpin Ketua Jemaat GMIM Sion Noongan Pdt Jean Mangundap, MTh.
Bisa dibayangkan Ibu Syul telah mengabdikan dirinya sebagai guru selama 62 tahun. Dengan rincian, 32 tahun sebagai pegawai negeri dan 30 tahun sebagai guru honorer (setelah pensiun).
Ibu Syul sendiri sudah berumur 81 tahun. Selain aktif mengajar sebagai guru kelas 3 SD GMIM Noongan, ia juga aktif sebagai pengajar Sanggar Belajar di Gereja GMIM Sion Noongan.
Bahkan sebelumnya ia juga pernah melayani sebagai Penatua Komisi Remaja GMIM Sion Noongan.
Pdt Jean Mangundap dan Kepala Sekolah SD GMIM Noongan Adri Poluan, SPd, sangat mengapresiasi pengabdian dari Ibu Syul. Karena sampai usia lanjut, masih terus mengajar dengan penuh tanggung jawab.
Guru-guru di sekolah tersebut juga sangat merasa kehilangan seorang guru yang patut diteladani. Bahkan murid-murid SD GMIM banyak yang menangis dalam perpisahan yang mengharukan itu.
Ibu Syul telah mengabdikan segenap hidupnya sebagai seorang guru dan juga pelayan Tuhan.
Selamat menempuh perjalanan hidup abadi bersama Tuhan di sorga kekal. Segala pengabdian Ibu Syul akan menjadi kenangan bagi kami semua. Dan kepada keluarga yang ditinggalkan kiranya mendapat penghiburan sejati dari Tuhan.
(Jeffry Pay)