Renungan Harian: Selasa 19 November 2024, Matius 18:4-5 Merendahkan Diri
Matius 18 : 4-5
Sedangkan barangsiapa merendahkan diri dan menjadi seperti anak kecil ini, dialah yang terbesar dalam Kerajaan Sorga. Dan barangsiapa menyambut seorang anak seperti ini dalam nama-Ku, ia menyambut Aku.”
Pernahkah anda melihat bagaimana anak-anak begitu alami, tulus dalam tindakan dan ungkapan mereka? Mereka datang kepada kita dengan kepercayaan dan keyakinan yang tulus. Walaupun, seringkali kita sebagai orang dewasa cenderung merasa tahu segalanya, namun anak-anak mengajarkan kita tentang merendahkan diri dan menyadari keterbatasan. Mereka datang dengan pikiran terbuka, menerima, belajar dan berkembang. Ketika kita berinteraksi dengan anak-anak dengan tulus, kita belajar menghargai pertumbuhan rohani yang datang dari keterbukaan dan rasa ingin tahu yang mereka tunjukkan.
Firman Tuhan saat ini, menyatakan bahwa mereka yang ingin menjadi terbesar dalam Kerajaan Sorga harus memiliki karakter merendahkan diri: sifat rendah hati; tidak mendahulukan ego diri dan sedia menjadi hamba (doulos:budak) dalam pelayan Kerajaan Sorga di dunia. (bdk. Mrk. 9:35; Luk. 9:48) Sifat itu membuat orang percaya mampu menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia sebagai gambar dan rupa Tuhan Allah. Hidup dalam Kerajaan Sorga tidak berbicara tentang kekuasaan, melainkan penyerahan diri sepenuhnya kepada-Nya. Artinya, hidup memercayai janji Tuhan Allah dan menyandarkan diri sepenuhnya dalam pemeliharaan-Nya.
Sebagai keluarga Kristen, apa yang dapat menjadi pelajaran dalam hubungan kita dengan Tuhan Allah? Kita harus menghadap hadirat Tuhan Allah dengan hati yang terbuka, tulus, sepenuhnya sadar akan keterbatasan dan kelemahan seperti anak-anak yang menggantungkan diri pada orang tua. Inilah bentuk kerendahan hati yang Yesus Kristus ajarkan pada kita. Dia menginginkan kita untuk melepaskan keangkuhan dan status sosial serta mendekat kepada-Nya dengan kesederhanaan dan tulus.
Dalam perjalanan kembara rohani, mari kita belajar dari anak-anak tentang bagaimana merendahkan diri di hadapan Tuhan Allah. Mari kita berani mengakui kelemahan, keterbatasan dan merasakan keagungan kasih karunia-Nya yang menebus, mengampuni dan menyelamatkan. Sehingga kita memasuki kerajaan-Nya dengan kepercayaan yang sungguh dan hati yang tulus. Ketika kita merendahkan diri di hadapan hadirat Tuhan Allah, maka kita akan menemukan kedekatan dengan-Nya dalam iman yang menyempurnakan. Amin.
Doa: Ya Tuhan Allah, jadikanlah keluarga kami sebagai suri teladan dan sebagai tempat menumbuhkan nilai merendahkan diri di hadapan hadirat-Mu. Amin. (rhkgmim)