Renungan Harian: Selasa 11 Maret 2025, Mazmur 32:5 Mengakui Dosa Kepada Tuhan Allah


Mazmur 32 : 5

Dosaku kuberitahukan kepada-Mu dan kesalahanku tidaklah kusembunyikan; aku berkata: “Aku akan mengaku kepada TUHAN pelanggaran-pelanggaranku,” dan Engkau mengampuni kesalahan karena dosaku.

Di era digital yang penuh dengan citra sempurna di media sosial, banyak orang yang merasa terjebak dalam ekspektasi tinggi dan ketakutan akan penilaian orang lain. Kita hidup dalam budaya yang seringkali lebih suka menghukum kesalahan daripada mendorong orang untuk mengakui kesalahan dan memperbaikinya. Akibatnya, banyak orang menderita dalam “diam” dan menyembunyikan kesalahan dan kelemahan. Padahal sangat penting dan berartinya pengakuan yang jujur. Di tengah dunia yang semakin individualistis dan kompetitif, pesan tentang pengakuan yang membebaskan sangatlah penting bagi kehidupan orang percaya. Ini mengingatkan kita bahwa ada jalan keluar dari sikap berdiam diri yang disebabkan oleh rasa malu dan bersalah.

Firman hari ini mengungkapkan tentang bagaimana pengakuan dan pengampunan dalam hubungan antara manusia dengan Tuhan Allah. Frasa “Aku akan mengaku kepada Tuhan,” menunjukkan inisiatif manusia yang mengakui pentingnya kejujuran dan kerendahan hati di hadapan Tuhan Allah. Penggunaan kata “mengaku” (Ibr: ‘odi`aka) artinya “tidak menutupi, membuat diketahui”, menggambarkan sikap keterbukaan yang penuh. “Engkau mengampuni kesalahan karena dosaku,” menegaskan karakter Tuhan Allah yang penuh kasih dan pengampunan. Pengampunan bukan hanya penghapusan catatan kesalahan, tetapi
juga pemulihan hubungan dengan Tuhan Allah. Arti “kusembunyikan” (Ibr: lo’kisiti: “menutup”) berbeda dengan upaya manusia menutupi dosa, tapi ini adalah tindakan Tuhan Allah yang menutupi dosa dengan pengampunan-Nya. Sehingga dosa itu tidak lagi menjadi penghalang dalam hubungan dengan-Nya.

Pengakuan yang membebaskan dapat diterapkan dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam keluarga. Orangtua dapat menciptakan lingkungan yang aman bagi anak-anak untuk mengakui kesalahan tanpa takut hukuman yang berlebihan dengan membangun kejujuran dan integritas sejak dini. Dalam keluarga, pasangan suami istri dapat mempraktikkan pengakuan yang tidak hanya untuk kesalahan yang besar tetapi juga untuk ketidaksempurnaan sehari-hari, sehingga dapat membangun hubungan yang intim dan dalam. Dalam lingkungan kerja, pemimpin dapat mendorong budaya menghargai keterbukaan dan pembelajaran dari kesalahan. Secara pribadi, kita juga dapat membiasakan diri mengaku dosa setiap hari kepada Tuhan Allah dan bertekad untuk pembaharuan dan pertumbuhan yang lebih baik. Dengan menerapkan prinsip pengakuan yang membebaskan ini, kita tidak hanya menemukan kebebasan pribadi, tetapi juga berkontribusi pada terciptanya masyarakat yang lebih jujur, empatik dan penuh pengampunan.

Doa: Ya Bapa kami yang di sorga, kami bersyukur untuk bimbingan dan pimpinan-Mu sehingga kami memiliki keberanian untuk mengaku secara jujur atas dosa dan kesalahan kami. Amin. (rhkgmim)

Berita Terkait

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *


Top