Renungan Harian: Kamis, 06 Februari 2025 Yesaya 28:27 Diperlakukan Berbeda Tapi Bukan Pilih Kasih


Yesaya 28:27

Sebab jintan hitam tidak diirik dengan eretan pengirik, dan roda gerobak tidak dipakai untuk menggiling jintan putih,
tetapi jintan hitam diirik dengan memukul-mukulnya dengan galah,
dan jintan putih dengan tongkat.

Diperlakukan Berbeda Tapi Bukan Pilih Kasih

Ketika panen tiba, petani akan mengolah hasil panennya sehingga dapat digunakan. Jika dia hanya menanam satu jenis tanaman maka ia hanya menggunakan satu metode pengolahan hasil panen. Hal yang berbeda terjadi jika ia menanam beberapa jenis tanaman, sebab ia pun dituntut untuk menggunakan metode pengolahan hasil yang berbeda sesuai dengan jenis tanaman yang dipanen. Bacaan kita menyatakan bahwa jintan hitam dan jintan putih diolah cukup dengan cara ditebah dengan galah dan tongkat, berbeda dengan gandum yang membutuhkan eretan pengirik dan roda gerobak untuk menggilingnya agar gandum dikeluarkan dari kulitnya (sekam). Ini sama dengan proses menabur benih dan pengaturan penempatan jenis tanaman dalam proses menanam, seperti yang telah kita renungkan di ayat 25. Petani dituntut untuk mencari metode yang tepat dalam mengolah hasil panennya agar hasil yang baik yang didapatkan.

Setiap hari kita melihat ada banyak perbedaan dalam persekutuan hidup bersama dengan orang lain di tengah keluarga, jemaat, dan masyarakat. Perbedaan latar belakang, permasalahan, dan sebagainya. Gereja dituntut untuk mampu secara aktif dan kreatif mencari metode yang tepat dalam pelayanan yang dilakukan, termasuk dalam pelayanan pengajaran dan penggembalaan agar pelayanan tersebut benar-benar menyentuh kehidupan warganya. Namun, harus juga disadari bahwa meskipun metodenya berbeda-beda tetapi tujuannya sama. Pelayanan kepada BIPRA dan Kelompok Lansia harus dilaksanakan dengan metode yang tepat bagi masing-masing kelompok pelayanan. Hal yang sama juga berlaku dalam kehidupan keluarga, dimana masing-masing anggota diperlakukan dengan berbeda, bukan karena pilih kasih tetapi karena masing-masing membutuhkan metode yang berbeda. Tidak selalu harus dengan cara disiplin yang keras, namun juga dapat dilakukan dengan cara komunikasi yang terbuka, jujur, dan siap menerima, Dengan cara demikian, pelayanan pengajaran dan penggembalaan dapat mencapai tujuannya, yaitu untuk menjangkau, merangkul, membentuk dan memelihara kehidupan warga gereja. Sehingga gereja dan orangtua tidaklah menjadi hakim yang `menghakimi dan mengusir,’ melainkan menjadi pelayan dan rekan belajar untuk bertumbuh bersama dalam iman kepada Tuhan Yesus Kristus.

DoaYa Tuhan Allah, kami memohon kepadamu kiranya Engkau berkenan memampukan kami untuk mencari metode yang tepat dalam pelayanan yang dilaksanakan bagi warga jemaat yang berbeda-beda, agar tujuan pelayanan-Mu dapat tercapai. Amin. (rhkgmim)

Berita Terkait

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *


Top