Renungan Harian: 7 Februari 2025, Yesaya 28:28, Dipukul Tapi Tidak Menghancurkan

Yesaya 28:28
Apakah orang waktu mengirik memukul gandum sampai hancur? sungguh tidak, orang tidak terus-menerus memukulnya sampai hancur! Dan sekalipun orang menjalankan di atas gandum itu jentera gerobak dengan kudanya, namun orang tidak akan menggilingnya sampai hancur.
Sang nabi juga memberikan pertanyaan retoris di ayat 28 ini: Apakah gandum diirik sampai hancur? Tentu saja tidak, orang tidak terus-rnenerus menebahnya sampai hancur!
Sekalipun orang menjalankan di atas gandum itu jentera gerobak dengan kudanya, orang tidak akan menggilingnya sampai hancur.
Gandum memang membutuhkan metode khusus agar gandum tersebut terlepas dari kulit sekamnya dan dapat digunakan untuk membuat roti/makanan.
Metode khusus tersebut hanya akan membuat gandum terlepas dari kulitnya tetapi tidak menghancurkannya.
Sebab dengan mengirik sampai hancur, gandum itu tidak bisa lagi digunakan. Bagi nabi Yesaya, demikianlah Tuhan Allah bagi umat-Nya.
Ia memang menghukum karena murka-Nya atas ketidaktaatan mereka. Teks Yesaya 28:1-22 menyatakan penghukuman Tuhan itu.
Tetapi Tuhan tidak menghukum untuk menghancurkan umat- Nya. Ia tetap mengingat umat-Nya karena Ia mengasihi mereka, sehingga meski Ia menghukum tetapi Ia juga menjanjikan
pemulihan dan keselamatan kepada mereka.
Orang percaya juga sering menghadapi kenyataan bahwa kehidupannya tidak selalu mudah. Ada banyak tantangan, pergumulan, dan penderitaan yang dihadapi.
Jika mau jujur, seringkali itu merupakan ujian bagi imannya tetapi seringkali juga merupakan akibat dari perbuatan dan tindakan ketidaktaatan pada kehendak firman Tuhan.
Orang percaya membutuhkan hikmat untuk menghadapi tantangan, pergumulan dan penderitaan seperti itu.
Hikmat Tuhan akan memampukannya untuk pertama, belajar bergantung kepada Tuhan dan tidak kuatir, kedua, untuk belajar dari pengalaman dan bertobat, kembali kepada Tuhan.
Sebab tujuan semua itu bukan untuk menghancurkan kehidupan tetapi untuk memelihara kehidupan, belajar bergantung, percaya dan menaruh harapan kepada Tuhan.
Gereja menyelenggarakan pelayanan penggembalaan bagi warganya. Ada kalanya tindakan disiplin harus diambil oleh gereja bagi warganya.
Itu pasti telah melalui suatu proses yang panjang dan bukanlah suatu keputusan yang mudah untuk diambil dan dilaksanakan.
Bacaan ini menolong kita untuk belajar memahami bahwa tindakan disiplin bukanlah tindakan menghakimi untuk mengusir/mengeluarkan, tetapi tindakan yang mengajak untuk
bertobat, berubah, berbalik dan memohon pengampunan kepada Tuhan.
Tujuan pelayanan penggembalaan ini bukan untuk menghancurkan kehidupan tetapi menolong untuk menyadari kesalahan dan mengajak untuk bertobat.
Setiap keluarga pun terkadang harus menghadapi situasi yang sama. Orangtua harus memberikan tindakan disiplin kepada anak-anak yang tidak mau mengikuti aturan atau tidak mau diatur/ditegur.
Sebagai gereja ataupun keluarga Kristen, kita harus melakukannya bukan untuk menghancurkan melainkan untuk memelihara kehidupan umat Allah.
Karena itu, metode dan cara yang tepat dalam pelaksanaan pelayanan penggembalaan sangat dibutuhkan sehingga tujuan tersebut dapat dicapai.
Doa: : Ya Tuhan Allah, tolonglah kami agar bijaksana dalam menghadapi pergumulan, tantangan dan penderitaan. Tolonglah kami juga untuk mampu melaksanakan tindakan disiplin yang tidak menghancurkan melainkan memelihara kehidupan. Amin. (rhkgmim)