Djemy Nongka: Guru Perlu Melakukan Intervensi Terhadap Peserta Didik


Manado, CahayaManado.com–Kepala SD GMIM 50 Paniki Bawah Manado, Djemy Nongka, S. Pd mengatakan, pada prinsipnya guru tidak boleh menyakiti anak didiknya.
Namun jika guru memberi hukuman dalam rangka mendidik terutama membentuk karakter siswa tentu tidaklah salah.
Yang salah adalah ketika siswa melapor kepada orang tua kemudian datang ngamuk di sekolah secara membabi buta lalu membuat video kemudian diviralkan, tanpa mengetahui duduk persoalan yang sebenarnya. Tindakan seperti ini tidak boleh terjadi karena nantinya malu sendiri.
Hal ini dikemukakan Djemy Nongka, guru senior yang sarat pengalaman ketika menanggapi fenomena terkini di mana guru dipermalukan oleh orang tua dan dipaksa minta maaf kemudian divideokan. Apalagi dunia medsos sudah merasuk kehidupan masyarakat luas, orang seenakknya bertindak tanpa memikirkan akibatnya.
Dikatakan Nongka, mendidik anak di sekolah bukanlah perkara mudah karena guru harus menghadapi siswa yang karakter dan latar belakangnya berbeda-beda.
Terkadang guru terlanjur emosi mengahadaoi anak anak jaman sekarang yang tidak menghormati guru.
Anak anak jaman sekarang berbeda dengan jaman dahulu.
Kalau di Sekolah dulu dihukum guru, mereka tidak berani lapor orang tua karena pasti dapat hukuman lagi.
Jaman sekarang orang tua takut kepada anak bahkan orang tua pun takluk terhadap anak sehingga apa yang disampaikan anak tidak disaring tetapi langsung ditelan mentah mentah.
“Mau jadi apa anak seperti itu di kemudian hari,” tukasnya.
Djemy Nongka adalah guru berprestasi yang sering menjadi utusan Indonesia untuk study banding di luar negeri tentang kurikulum.
Menurutnya, guru harus melakukan intervensi kepada anak didiknya jika itu diperlukan. Contohnya ketika guru sedang mengajar matematika, ada siswa yang kurang peduli atau hanya bermain, perlu ada intetvensi di sana.
Dan sesuai pengalaman, siswa yang di intervensi oleh guru menjadi lebih maju dibandingkan dengan siswa lainnya.
Lebih jauh Nongka mengatakan, penerapan disiplin mutlak dilakukan untuk membentuk kecerdasan dan karakter anak didik.
“Sekolah tidak akan maju jika disiplin tidak ditegakkan,” kata Nongka yang sukses memajukan SD GMIM 50 Manado menjadi lembaga pendidikan yang diminati masyarakat.
Saat ini sekolah yang dipimpinnya mengoleksi 280 siswa. Setiap hari seluruh siswa 2 x apel yaitu saat mssuk pagi dan ketika masuk jam istirahat. Sebeum masuk kelas harus apel terlebih dahulu.
Setiap apel pagi diawali dengan ibadah bersama kemudian menyanyikan lagu lagu rohani, lagu nasional terutama Indonesia Raya.
Bagi Nongka, penerapan 7 kebiasaan baik anak Indonesia hebat perlu dibudayakan. “Ini kebiasaan yang sudah dilakukan setiap hari, tinggal ditegaskan kembali,” pungkasnya. (Meldi S)

Berita Terkait

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *


Top