Berita Duka: Erik Tapan, ‘Dokter Internet’ Ahli Ginjal Lulusan FK UNSRAT Meninggal Dunia

Oleh Jeffry Pay
Beberapa hari lalu, tepatnya Selasa 7 Januari 2025, Dr Erik Tapan MHA mengirimkan artikel untuk dimuat di CahayaManado.com. Setelah dipublikasikan, ia menyampaikan terima kasih. Saya tak lupa menyampaikan Selamat Tahun Baru 2025. Ia pun menjawab, “Sama2 Pak. Baru keluar RS nih. 10 hari dirawat.” Ternyata dr Erik Tapan mengalami sakit.
Namun pada Jumat 10 Januari 2025, saya sempat membaca salah satu postingan di WA grup yang menyebutkan “turut berduka cita atas meninggalnya dr Erik Tapan MHA”.
Saya langsung menghubungi teman wartawan Ferry Rende yang adalah salah satu teman dekat dr Erik Tapan. Ferry juga ternyata masih mau mencari informasi tentang berita kematian tersebut.
Saya kemudian mencari informasi di Google, dan akhirnya menemukan di salah satu situs yang menunjukkan benar dr Erik Tapan MHA telah meninggal dunia di Jakarta pada Jumat 10 Januari 2025 pukul 09.30 di rumahnya dalam usia 60 tahun.
Erik Tapan lebih dikenal masyarakat dengan nama “Dokter Internet”. Erik adalah seorang dokter dan konsultan kesehatan sejak 1996.
Sebagai bentuk kepedulian sekaligus keprihatinan dirinya pada para pasien penderita penyakit ginjal, dia memutuskan untuk ikut berpartisipasi aktif dalam mendirikan Indonesian Kidney Care Club (IKCC) pada tahun 2004, yang merupakan wadah bagi masyarakat yang sadar dan peduli terhadap kesehatan ginjal di Indonesia.
Dia pernah menulis buku Penyakit Ginjal dan Hipertensi, Penyakit Degeneratif, Kanker, Antioksidan, Terapi Komplementer, dan beberapa buku kesehatan lainnya yang diterbitkan oleh Elexmedia Komputindo Gramedia Group.
Ia aktif sebagai edukator kesehatan, narasumber di berbagai seminar, redaktur, dan blogger di doktererik.com.
Dokter Erik Tapan, MHA juga adalah content creator di berbagai media sosial.
Erik Tapan merupakan lulusan Fakultas Kedokteran (FK) UNSRAT Manado. Dan dua tahun terakhir ini ia banyak kali mengirimkan artikel kesehatan di CahayaManado.com.
Saya sendiri belum pernah bertemu langsung dengan dr Erik Tapan. Kami hanya berkomunikasi lewat telepon dan WA. Awal kami saling mengenal setelah ia membaca CahayaManado.com dan ingin menjadi kontributor.
Menurut Ferry Rende, saat masih di Manado, Erik Tapan memang sudah sering menulis artikel di surat kabar Cahaya Siang.
Tak ada yang dapat kami lakukan atas kematian Erik Tapan, selain berterima kasih sudah menjadi kontributor di media CahayaManado.com selama ini. Dan kepada keluarga yang ditinggalkan kiranya mendapatkan penghiburan sejati dari Tuhan, Sang Pencipta. Selamat jalan dr Erik Tapan, selamat menempuh hidup kekal bersama-Nya di Sorga kekal. (**)